Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 adalah 5,09% secara tahunan alias year on year (YoY), sedikit meningkat dari kuartal I yang sebesar 5,03% YoY.
Proyeksi tersebut diikuti oleh berbagai dorongan-dorongan, seperti seluruh komponen belanja yang tercatat tumbuh positif, termasuk belanja pemerintah yang sebelumnya mengalami kontraksi sepanjang tahun 2022.
Selain dilihat dari komponen belanjanya, LPEM FEB UI mencatat bahwa persiapan tahun pemilu 2024 juga akan mendorong belanja konsumen. Persiapan tahun pemilu juga akan mendorong sektor yang paling diuntungkan, khususnya manufaktur seperti industri makanan & minuman dan tekstil, serta sektor jasa seperti media dan komunikasi, akomodasi, konsultasi dan profesi, serta transportasi.
Baca Juga: Konsumsi Ngegas, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diramal Terungkit
Namun, ada indikasi yang mengkhawatirkan dari tren pertumbuhan sektoral terlepas dari berbagai indikator ekonomi yang positif, melihat sektor manufaktur yang terus tumbuh di bawah rerata nasional konsisten sejak 2012.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyebut, Indonesia saat ini mengalami gejala deindustrialisasi prematur. Karenanya, kata Riefky, industrialisasi perlu kembali didorong.
Dia menyebut, tingginya permintaan nikel mentah dan olahan saat ini dan di masa mendatang akan berpotensi menguntungkan Indonesia apabila pemerintah mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dari komoditas nikel di dalam negeri.
Adapun keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 dia prediksi berada di kisaran 4,9% sampai 5,0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News