Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, kenaikan harga emas dan naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBUI swasta kecil kontribusinya untuk mendorong inflasi.
“Jadi memang ketika harga pertamina (BBM bersubsidi) belum naik tampaknya inflasi masih cukup akan terkendali. Untuk (kenaikan) harga emas harusnya kecil juga dampaknya ke inflasi,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (7/2).
Menurutnya, andil paling besar yang bisa mendorong level inflasi menjadi lebih tinggi adalah kenaikan harga pangan dan energi.
Sehingga selagi harga BBM bersubsidi di Pertamina tidak mengalami kenaikan maka inflasi masih cukup terkendali. Sementara itu, Riefky komponen makanan bisa menyumbang inflasi sebesar 20%.
Baca Juga: Indonesia Belum Aman dari Gonjang-ganjing Perekonomian Global
Meski begitu, Riefky menilai kondisi inflasi di Tanah Air masih akan tetap tinggi walaupun dalam tren menurun hingga Akhir Januari ini, seiring dengan faktor siklikal.
Akan tetapi, pada bulan Maret dan April inflasi akan kembali meningkat karena ada faktor musiman yaitu Ramadan dan lebaran.
“Jadi memang kalau kita lihat nampaknya harga-harga pangan baru akan naik di sekitaran Maret atau April yang ini baru akan menekan inflasi lebih tinggi tapi sejauh ini nampaknya paling tidak sampai Februari tren inflasi masih akan terus menurun,” kata Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News