Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan pada Februari 2022 akan terjadi inflasi sebesar 0,08% month to month (mtm). Namun angka ini masih bersifat sementara.
“Terkait angkanya memang sekarang ini angkanya masih sementara. Jadi angka sementara kita ini di sini inflasinya 0,08%. Angka ini masih bergerak lagi ya seiring kita mengupdate perhitungan kita,” ujar Teuku Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (24/2).
Menurutnya kenaikan harga-harga komoditas seperti daging ayam yang turun karena permintaan yang naik. Kenaikan ini juga akan terjadi di Bulan Ramadan 2022 mendatang karena permintaan juga akan meningkat.
Baca Juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Ekonomi & Pasar Keuangan Indonesia Terbatas
“Tapi belum tentu ini menimbulkan dampak nanti inflasinya lebih tinggi lagi dari sekarang. Itu kita melihat permintaan secara general. Jadi beberapa komponen ini tidak langsung kemudian serta merta mendorong inflasi menjadi naik,” kata Teuku.
Sebelumnya Bank Indonesia memprediksi pada Februari 2022 akan terjadi deflasi alias penurunan harga. Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan ketiga Februari 2022, deflasi pada bulan Februari diperkirakan sebesar 0,10% mtm.
Teuku menambahkan, pada bulan Januari 2022 harga-harga komoditas cukup tinggi terutama dari harga minyak goreng, harga pangan dan juga tembakau. Dugaannya pada Januari mulai ternomalisasi jika dibandingkan pada Februari tahun ini.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata Prediksi Inflasi pada Februari di Kisaran 0,3%
“Jadi memang relatif pada keadaan Januari ini akan turun. Dan ini memang komponen yang kontribusinya paling besar terhadap inflasi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News