kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Ekonom: Kewajiban besar, Indonesia harus waspada


Selasa, 30 Juni 2015 / 20:25 WIB
Ekonom: Kewajiban besar, Indonesia harus waspada


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, posisi kewajiban yang lebih besar dari aset finansial luar negeri itu bukanlah sesuatu yang bahaya. Hanya saja hal tersebut perlu diwaspadai.

Menurut Lana, ketika kewajiban lebih besar daripada aset, berarti arus dollar yang masuk lebih kecil daripada yang keluar. Kondisi yang sehat adalah arus dollar yang masuk lebih besar daripada yang keluar. "Ini perlu kewaspadaan karena yang bawa dollar berkurang," ujarnya, Selasa (30/6).

Menurut Lana, pada triwulan I 2015 Indonesia mengalami kondisi yang sulit di mana ekonomi Indonesia menurun. Hal ini mengakibatkan investor enggan membawa masuk uangnya. Ke depan, posisi PII akan bergantung pada data-data fundamental ekonomi.

Kalau data fundamental ekonomi Indonesia bagus, maka arus aset yang masuk baik portofolio ataupun langsung akan kencang. Naiknya posisi aset investasi langsung pada triwulan II menunjukkan kondisi yang baik karena merupakan hasil dari Penanaman Modal Asing (PMA).

Ia melihat, posisi net PII pada triwulan II akan kembali naik. "Aset akan berkurang dengan rupiah yang melemah cukup tajam pada triwulan II," imbuhnya. Sebagai informasi, Net PII Indonesia pada triwulan I 2015 adalah US$ 427,57 miliar atau 48% dari PDB. Posisi ini naik dibanding triwulan IV 2014 yang mencatat net sebesar US$ 421,32 miliar atau 47,4% dari PDB.

Dalam catatan BI, peningkatan net ini disebabkan peningkatan pada posisi kewajiban finansial luar negeri yang lebih besar dibanding peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya posisi kepemilikan asing atas surat utang pemerintah baik rupiah maupun valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×