kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,72   -20,01   -2.16%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom ini proyeksikan ekonomi bisa tumbuh 4,3% jika corona selesai akhir kuartal II


Minggu, 22 Maret 2020 / 14:50 WIB
Ekonom ini proyeksikan ekonomi bisa tumbuh 4,3% jika corona selesai akhir kuartal II
ILUSTRASI. Warga memilih barang kebutuhan di pusat perbelanjaan di Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia tengah berada dalam ketidakpastian akibat Covid-19. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sulit dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020.

Menkeu menyusun beberapa skenario. Dalam skenario moderat, Sri Mulyani mengatakan, dampak wabah corona terhadap perekonomian diperkirakan masih dapat teratasi sehingga ekonomi tumbuh di atas 4% tahun ini.

Baca Juga: Waduh, BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 4,2%-4,6%

Namun pada skenario yang lebih berat, pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa hanya 2,5% hingga bahkan 0% pada tahun ini.

Dengan perkembangan terkini, Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI ikut menghitung ulang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Peneliti Ekonomi Senior IKS Eric Sugandi, lembaga tersebut juga telah menyiapkan beberapa skenario terkait.

Pertama, dengan asumsi wabah Covid-19 bisa berhenti paling lambat di akhir kuartal II-2020. Dengan ini, IKS melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi untuk bisa tumbuh 4,3%. 

Skenario ini dengan menggunakan asumsi rata-rata tahunan harga minyak di US$ 40 per barel dan rata-rata tahunan kurs rupiah sebesar Rp 14.300 per dolar AS.

"Ini juga telah memperhitungkan paket kebijakan fiskal jilid 1 dan jilid 2 yang dikeluarkan ole pemerintah serta kebijakan moneter yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI) seperti pemangkasan BI 7-Day Reverse Repo Rate," jelas Eric kepada Kontan.co.id, Sabtu (21/3).

Kedua, IKS juga telah membuat pertimbangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan asumsi wabah ini terus berlanjut melewati akhiri kuartal II-2020 dan akhirnya pemerintah mengambil langkah lockdown di kuartal III-2020. Eric menjelaskan empat skenario penting terkait ini.

Pada skenario pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa sebesar 4,0%. Ini juga sejalan dengan asumsi rata-rata tahunan harga minyak dunia di level US$ 40 per barel dan rata-rata tahunan kurs rupiah sebesar Rp 14.300 per dolar AS.

Skenario kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa sebesar 3,8% seiring dengan asumsi dengan rata-rata tahunan harga minyak dunia di level US$ 30 per barel dan rata-rata tahunan kurs rupiah sebesar Rp 14.300.

Skenario ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa merosot di angka 3,5% bila rata-rata tahunan harga minyak dunia di level US$ 30 per barel dan rata-rata tahunan nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.500.

Baca Juga: Simak tujuh langkah kebijakan yang ditempuh BI demi mendorong pertumbuhan ekonomi

Skenario keempat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya bisa di 2,5% seiring dengan asumsi rata-rata tahunan harga minyak sebesar US$ 30 per barel dan rata-rata tahunan kurs rupiah sebesar Rp 15.000.

Selanjutnya, pemerintah juga telah menggelontorkan paket stimulus fiskal yang dibarengi dengan pelonggaran moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral. Menurut Eric, stimulus-stimulus tersebut memang perlu, tetapi efektivitasnya akan terlihat setelah dijalankan.

"Mestinya bisa terlihat bagaimana hasilnya dalam watu sekitar 1 bulan sampai 1 kuartal pasca digulirkan. Nanti bisa dilihat, salah satu indikator yang bisa dijadikan acuan adalah survei penjualan retail," tambah Eric.

Eric juga menegaskan, stimulus-stimulus tersebut juga bisa semakin terasa efektivitasnya bila wabah ini telah berhenti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×