kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Ekonom Indef sarankan pemerintah fokus pada KEK yang sudah ada


Minggu, 23 Februari 2020 / 23:00 WIB
Ekonom Indef sarankan pemerintah fokus pada KEK yang sudah ada


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini sudah terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan oleh pemerintah. KEK tersebut terdiri dari 9 KEK Industri dan 6 KEK Pariwisata.

Saat ini, Dewan Nasional KEK tengah mengevaluasi 3 usulan KEK sebelum direkomendasikan ke Presiden sebagai KEK. 3 usulan KEK tersebut antara lain KEK Nongsa Digital Park dan KEK Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) di Batam serta KEK Ekonomi Kreatif di Yogyakarta.

Baca Juga: Dewan nasional KEK evaluasi 3 usulan KEK

Melihat ini, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara berpendapat bahwa Indonesia tidak memerlukan banyak KEK. 

Dia berpendapat, agar pemerintah fokus pada KEK yang sudah ada, mengingat KEK yang ada belum terlalu berpengaruh pada ekonomi Indonesia.

“Menurut saya dibandingkan terlalu banyak KEK, KEK yang sudah ada dicari tahu kenapa tidak banyak investor yang masuk ke sana,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (24/2).

Bhima menambahkan, ada KEK yang investornya hanya berasal satu perusahaan besar. Sehingga, menurut Bhima, investor ingin berinvestasi di suatu tempat bukan dikarenakan statusnya sebagai KEK, tetapi investasi didorong oleh adanya infrastruktur dan perizinan yang terpadu.




TERBARU

[X]
×