kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Indef: Program kartu prakerja belum menjawab masalah pengangguran


Senin, 27 April 2020 / 19:04 WIB
Ekonom Indef: Program kartu prakerja belum menjawab masalah pengangguran
ILUSTRASI. Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memberikan bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat Indonesia yang ingin meningkatkan keterampilannya lewat kartu prakerja. Dengan program tersebut, pemerintah berharap mampu meningkatkan keterampilan masyarakat, sehingga akhirnya bisa mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Menurut Ekonom Institut For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, program pemerintah tersebut tidak menjawab masalah pengangguran, apalagi yang disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi corona ini.

Bhima mengatakan, saat ini pemeirntah belum bisa menjamin lulusan kartu prakerja untuk diserap ke dunia usaha.

Baca Juga: Platform digital mitra kartu prakerja boleh mengambil komisi, ini alasannya

"Apa sudah ada perusahaan yang diajak kerjasama? Kan pemerintah tidak menjamin itu, artinya akan ada peserta yang tetap menganggur bahkan ketika sudah ikut pelatihan online," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (27/4).

Selain itu, pelatihan online yang diberikan juga dipandang Bhima merupakan pelatihan dasar yang bahkan tersedia gratis di platform lain seperti Youtube. Ia pun semakin meragukan adanya kenaikan skill setelah pengangguran ikut program kartu prakerja.

Bhima pun menilai, ada program lain yang jauh lebih efektif dari kartu prakerja, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK). Menurutnya, dengan mengikuti BLK, para peserta dijamin karena ada sertifikat kelulusan yang bisa dipakai untku melamar kerja. Selain itu, proses lamaran juga dimudahkan karena adanya jalinan kerjasama dengan pelaku industri.

"Jadi memang harusnya tahu industri butuh skill apa, model instrukturnya sepetri apa, kurikulumnya seperti apa. Sementara di kartu prakerja yang saya lihat malah training cara buat CV untuk beasiswa, kuliah atau bekerja di luar negeri. Kan tidak pas, ya," tutur Bhima.

Bhima mengimbau, di tengah pandemi seperti ini, lebih baik pemerintah meniadakan dulu program kartu prakerja dan lebih fokus untuk membantu pemerintah lewat bantuan langsung tunai (BLT).

"Jadi lebih baik pelatihan online di stop dulu dan seluruh anggaran dialihkan untuk BLT," tandasnya.

Baca Juga: Pemerintah pastikan jumlah mitra platform digital kartu prakerja terus bertambah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×