kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom INDEF perkirakan cadangan devisa Maret 2021 menurun hingga ke US$ 134 miliar


Selasa, 06 April 2021 / 13:34 WIB
Ekonom INDEF perkirakan cadangan devisa Maret 2021 menurun hingga ke US$ 134 miliar
ILUSTRASI. Ekonom INDEF perkirakan cadangan devisa Maret 2021 menurun hingga ke US$ 134 miliar


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah mencapai posisi tertingginya di US$ 138,8 miliar pada bulan Februari 2021, cadangan devisa Maret 2021 diperkirakan turun. 

“Cadangan devisa diperkirakan akan turun sehingga berada di kisaran US$ 134 miliar hingga US$ 136 miliar,” ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada Kontan.co.id, Senin (5/4). 

Bhima bilang, penurunan cadangan devisa tak lepas dari keluarnya arus modal asing di sepanjang bulan Maret 2021 akibat spread antara US Treasury dan Surat Berharga Negara (SBN) mengecil yang juga akhirnya melemahkan nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri prediksi cadangan devisa Maret 2021 menyusut hingga US$ 2 miliar

Ke depan, Bhima melihat prospek cadangan devisa masih rentan terkoreksi seiring dengan turunnya minat investasi para investor asing di negara berkembang, menyusul ekspektasi pemulihan ekonomi di AMerika Serikat (AS) yang lebih cepat. 

Tak hanya itu, sektor moneter juga diperkirakan masih akan menemui tantangan besar yang tak lepas dari gejolak keterlambatan pasokan vaksin, pelarangan mudik, juga koreksi di pasar modal karena perubahan regulasi (BPJS Ketenagakerjaan). 

Di akhir tahun nanti, Bhima memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.700 hingga Rp 15.300 per dollar AS. Seiring dengan hal tersebut, cadangan devisa diperkirakan berada di kisaran US$ 128 miliar hingga US$ 130 miliar. 

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memprediksi cadangan devisa Maret 2021 turun hingga US$ 2 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×