Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan realisasi investasi langsung sepanjang kuartal I-2020 didominasi oleh sektor tersier atau jasa. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pencapaian tiga bulan awal tahun ini merupakan kegagalan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan komposisi sektor tersier yang terlalu banyak mengindikasikan dukungan BKPM ke investor asing. Sektor ini juga tidak memiliki daya serap tenaga kerja yang banyak berbeda dengan sektor primer seperti industri manufaktur yang padat karya.
Baca Juga: Pasien sembuh virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta mencapai 230 orang, Senin (20/4)
“Padahal tujuan dari investasi langsung adalah menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah. Kalau sektor tersier yang paling banyak seperti jasa, artinya ini melayani siapa? Karena data sektor primernya tumbuh sedikit jauh banget dari sektor tersier. BKPM telah gagal,” kata Enny kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).
Berdasarkan laporan BPKM realisasi investasi langsung di sektor tersier atau jasa sepanjang kuartal I-2020 sejumlah Rp 115,9 triliun. Angka tersebut setara 55% dari total realisasi investasi sebanyak Rp 210,7 triliun. Sementara sektor, primer hanya Rp 30,8 triliun dengan kontribusi paling kecil yakni 14,6% dari keseluruhan investasi langsung.
Benar saja, dari total penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) kontributor terbanyak berasal dari transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp 49,3 triliun. Setara 23,4% dari jumlah realisasi investasi.
Baca Juga: BKPM catat investor lokal paling banyak masuk ke bisnis ini saat asing kabur
Memang, sektor jasa merupakan prestasi bagi BKPM. Nyatanya, pertumbuhan sektor yang minim menyerap tenaga kerja ini selalu paling banyak sejak tiga tahun lalu. Catatan BKPM secara berurutan yakni sebanyak 42,3% pada 2017, 50,9% pada 2018, dan 57,5% pada 2019.
Adapun total penyerapan tenaga kerja dari BKPM sebanyak 303 ribu pekerja, naik 28,9% dari periode sama tahun lalu yakni 235 ribu pekerja. Namun, bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mempekerjakan 330.000 pekerja, pencapaian kuartal I-2020 tersebut 8,1% secara kuartalan. Sayangnya, BKMN tidak menyebutkan perkembangan penyerapan tenaga kerja dari sektor tersier atau jasa.
“Persoalannya sektor jasa seperti transportasi, gudang, dan telekomunikasi kan untuk supporting sektor industri. Tapi sektor rill-nya ga ada pertumbuhan jauh bedanya. Artinya sektor transportasi jasa melayani kepentingan siapa?,” tanya Enny.
Baca Juga: Investor asing mulai kabur, BKPM: Realisasi investasi bisa turun 5,6% dari target
Enny meramal tahun ini realisasi investasi langsung tidak akan mencapai target sebesar Rp 886,1 triliun. Alasannya, dampak virus corona terhadap perekonomian global tidak bisa diakali oleh BKPM.
Dia berhadap ke depan investasi langsung, bukan hanya urusan BKPM, tetapi kementerian/lembaga harus bersinergi satu sama lain. “Arah K/L ini harus direfocusing untuk kepentingan nasional, bukan ego sektoral,” harap Enny.
Informasi saja, data BKPM menunjukan pencapaian realisasi investasi kuartal I-2020 sebesar Rp 210,7 triliun, tumbuh 8% year on year (yoy) dibanding kuartal I-2019 senilai Rp 193,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News