kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,89   3,53   0.38%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Indef: angka kemiskinan Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun


Kamis, 25 Oktober 2018 / 22:52 WIB
Ekonom Indef: angka kemiskinan Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun
ILUSTRASI. ANALISIS - Enny Sri Hartati


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai angka kemiskinan Indonesia memang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 ialah sebanyak 25,95 juta penduduk, turun 1,82 juta penduduk dibandingkan dengan Maret 2017 sebesar 27,77 juta penduduk (yoy). Prosentase penurunan kemiskinan turun menjadi 9,82% pada Maret 2018 dari 10,64% pada Maret 2017 (yoy).

"Kalau dilihat dari historisnya untuk angka kemiskinan ini memang selalu turun, walaupun penurunannya lambat," ujar Enny. Kamis (25/10)

Sedangkan, jika dilihat dari relatifitasnnya, dengan semakin tinggi pertumbuhan dan perbaikan ekonomi Indonesia, tentu dampaknya terhadap penurunan angka kemiskinan akan cukup besar.

Faktor penekan angka kemiskinan yang kedua adalah dari anggaran-anggaran pemerintah. Misalnya, Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Program Keluarga Harapan (PKH), Rastra, Dana Desa, dan program-program penekan kemiskinan pemerintah lainnya.

"Jika Bantuan Sosial (Bansos), PKH, Dana Desa dapat dijalankan secara efektif, maka efek yang akan diberikan juga akan efektif dalam menekan angka kemiskinan. Kalau itu efektif, hal itu tidak hanya menekan angka kemiskinan secara sesaat," ujarnya.

Enny juga menambahkan, dengan adanya program PKH, hal itu dinilai dapat membantu rakyat miskin untuk lebih produktif. Sehingga, itu akan tidak hanya menurunkan angka kemiskinan secara temporer, tetapi juga dapat membuat masyarakat menjadi produktif.

Faktor lainnya ialah, yang mempengaruhi efektifitas itu tidak hanya dari program-program bansos dan bantuan lainnya, tetapi juga dari stabilitas harga bahan pokok dan BBM.

"Jika tidak ada kenaikan harga pangan atau energi yang secara drastis, itu tentu akan menurunkan angka kemiskinan. Tetapi, jika sudah ada bansos tetapi harga pangan dan energinya mengalami kenaikan, angka kemiskinan juga akan ikut naik," ujar Enny kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×