Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini jauh di bawah perkiraan. Pertumbuhan ekonomi yang setidaknya mengarah pada level 5,7% seperti target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sudah sulit dikejar.
Sejumlah ekonom merevisi ulang dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa di bawah 5%. Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina merevisi ke bawah prediksi keseluruhan ekonomi tahun ini ke 4,96% dari prediksi sebelumnya 5,3%.
Basis perekonomian triwulan pertama yang hanya tumbuh 4,71% rendah untuk mendorong naik perekonomian ke atas 5%. "Sebenarnya ini kondisi wajar di tengah perlambatan ekonomi global," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (6/5).
Belanja pemerintah telat untuk bisa diandalkan mendorong pertumbuhan. Serapan proyek-proyek infrastruktur pemerintah baru mulai jalan pada triwulan III 2015 dan dampaknya terhadap pertumbuhan baru bisa dirasakan pada tahun depan. Pasalnya realisasi infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan membutuhkan waktu.
Alhasil, perbaikan ekonomi diakuinya baru bisa terjadi pada tahun depan. Ia menghitung ekonomi tahun depan bisa tumbuh 5,4%-5,5% sedangkan untuk tahun ini ekonomi Indonesia sulit bergerak.
Danamon memperkirakan hingga akhir tahun pertumbuhan share atau distribusi konsumsi pemerintah terhadap PDB bisa mencapai 13%-15%. Pada tiga bulan pertama share konsumsi pemerintah hanya 6,55%.
Begitu pula investasi. Investasi akan naik mulai pada triwulan III di mana hingga akhir tahun Dian memperkirakan pertumbuhan investasi akan sebesar 4,8%. Untuk konsumsi rumah tangga, menurutnya konsumsi masih relatif kuat dengan pertumbuhan 5,1% pada keseluruhan tahun. Adanya seasonal Lebaran pada triwulan II akan membuat konsumsi masyarakat bisa naik dari posisi pertumbuhan 5,01% pada triwulan pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News