kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Ekonom: Defisit RAPBN 2015 masih tinggi


Jumat, 15 Agustus 2014 / 20:51 WIB
Ekonom: Defisit RAPBN 2015 masih tinggi
ILUSTRASI. Manfaat cabai rawit untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah mengajukan defisit Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 sebesar 2,32% dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp 257,57 triliun. Jumlah ini hanya sedikit lebih rendah ketimbang defisit APBN-P 2014 yang sebesar 2,4% dari PDB atau Rp 241,49 triliun. 

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, defisit anggaran di atas 2% adalah defisit yang agak tinggi untuk anggaran berbasis baseline. Apalagi, menurut David, perekonomian tahun depan berisiko sekali karena mempunyai banyak faktor negatif.

Pertama, rencana Bank Sentral AS The Fed naikkan suku bunga dan akan terjadi outflow. Kedua, ekspor ke China sebagai negara mitra dagang utama juga akan melambat.

Dari sisi dalam negeri sendiri, kemungkinan di tahun 2015 akan ada kenaikan harga BBM. Kenaikan harga di tahun ini tampaknya sulit dilakukan pemerintahan sekarang.

Ini yang kemudian membuat beban pemerintahan baru semakin besar. Karena itu, diperlukan keberpihakan bagi industri padat karya untuk bisa mengerem laju kemiskinan. "Di sisi lain, perbaikan kita di neraca transaksi berjalan pun belum signifikan," ujar David ketika dihubungi KONTAN, Jumat (15/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×