Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam memperkirakan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di kuartal I masih dalam tren yang menurun setelah sepanjang 2018 lalu mencatat penurunan sebesar 8,8% (yoy).
Pieter menerangkan, pertumbuhan yang masih negatif ini dikarenakan berbagai persoalan yang menghambat masuknya PMA belum diselesaikan oleh pemerintah,
Secara rinci Pieter menerangkan, persoalan yang menghambat masuknya PMA mulai dari masalah perizinan atau online single submission (OSS), konsistensi kebijakan, kebijakan pemerintah pusat dengan daerah, hingga masalah pembebasan lahan dan perburuhan.
"Jadi walaupun gejolak global mereda, pemilu berjalan lancar dan damai, tapi persoalan di atas tidak juga dituntaskan. Saya yakin aliran modal asing dalam bentuk FDI atau PMA masih akan minimal," ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).
Tak hanya itu, Pieter melanjutkan, persaingan dengan negara lain pun menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menarik dana asing. Menurur Pieter, Indonesia masih harus bersaing dengan negara emerging lain yang menunjukkan kinerja ekonomi yang baik.
Pieter mengatakan, bila berbagai persoalan tak segera diperbaiki, bisa saja realisasi PMA sepanjang tahun ini akan menurun. "Tetapi kalau pemerintah cepat melakukan perbaikan di semester 1 ini, masih ada peluang PMA bangkit mengimbangi pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)," tutur Pieter.
Lain dari PMA yang diperkirakan turun, Pieter memproyeksi PMDN masih akan melanjutkan kinerja yang positif tahun ini. Sebagai catatan, tahun lalu realisasi PMDN sebesar Rp 328,6 triliun atau tumbuh 25,3% dari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News