Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan inflasi pada Mei 2023 akan berada pada angka 0,40% secara bulanan month over month (MoM).
Perkiraan ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan inflasi April 2023 yang hanya 0,33%. Sementara secara tahunan, inflasi Mei 2023 masih berada di angka yang sama yakni sebesar 4,33% YoY.
"Jika dilihat polanya, naiknya inflasi secara bulanan serupa dengan yang terjadi pada tahun 2021 hingga 2022," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Rabu (31/5).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, Yusuf memperkirakan transportasi akan mengalami inflasi sebesar 5,47%. Sementara itu, makanan dan minuman (mamin), serta tembakau diprediksi mengalami inflasi sebesar 2,5%.
Baca Juga: Ekonom Ini Proyeksi Target Sasaran Inflasi di Tahun 2023 Lebih Cepat Terealisasi
Adapun inflasi pada kelompok makanan didorong oleh kenaikan harga telur ayam ras. Data SP2KP Kementerian Perdagangan mencatat, rata-rata harga telur ayam ras mencapai Rp 30.816 per kilogram, atau mendekati rekor termahal dalam lima tahun terakhir.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi di antaranya pakaian dan alas kaki serta pendidikan dengan masing-masing penurunan sebesar 0,21% dan 0,01%.
Menurut Yusuf, turunnya harga pada sub kelompok pakaian merupakan imbas dari pelemahan industri tekstil dan garmen (TPT). Pelemahan industri TPT ini disebabkan oleh pembatalan dan pemangkasan order ekspor. Sementara itu, saat ini pasar domestik masih didominasi oleh barang impor.
Mengingat masih tingginya angka inflasi pada Mei 2023, Yusuf menduga target sasaran inflasi di tahun ini masih sulit terealisasi lebih cepat. Namun pada kuartal III-2023, ada kemungkinan target sasaran sebesar sebesar 3,0±1% tersebut bisa terpenuhi.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Turun, Ekonom BNI Sekuritas Prediksi Inflasi Mei 2023 Melandai
"Di kuartal-III itu ada peluang karena tidak ada kondisi yang mendorong permintaan harga maka inflasi akan berada pada level yang ditargetkan oleh BI," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News