kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom Beberkan Sejumlah Tantangan Dalam Pengendalian Inflasi, Apa Saja?


Selasa, 25 April 2023 / 18:22 WIB
Ekonom Beberkan Sejumlah Tantangan Dalam Pengendalian Inflasi, Apa Saja?
ILUSTRASI. Meski inflasi berpotensi kembali ke bawah 4%, ekonom mengungkapkan ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Permata yakin, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2%-4% pada tahun 2023.

Sebelumnya, inflasi IHK 2022 tercatat 5,51% secara tahunan. Selain di atas target, inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam sewindu.

Pemicu melambungnya inflasi adalah kenaikan harga energi dan pangan global yang menyebabkan pemerintah menyesuaikan harga di dalam negeri.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, inflasi berpotensi kembali ke bawah 4% pada September 2023.

Baca Juga: Sudah Melandai, Inflasi akan Balik ke Bawah 4% pada September 2023

"Sejauh ini, perkiraan kembalinya inflasi di bawah 4%, pada bulan September 2023," tegas Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (25/4).

Josua merinci beberapa hal yang menyebabkan ini. Pertama, puncak inflasi pada April 2023 seiring momen Idul Fitri.

Biasanya, setelah terjadi puncak inflasi di momen Idul Fitri, maka inflasi bulan-bulan setelahnya akan melandai.

Kedua, faktor basis tinggi pada tahun 2022. Selain ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022, ada juga kenaikan harga tiket angkutan udara.

Meski inflasi berpotensi kembali ke bawah 4% yoy, Josua mengungkapkan ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai.

Pertama, kondisi global yang berkaitan dengan tensi geopolitik. Kecenderungan tensi tinggi di Taiwan cukup mengkhawatirkan, mengingat Taiwan merupakan produsen produk elektronik.

Kedua, belum tuntas kenaikan inflasi akibat konflik Rusia dan Ukraina. Konflik di Taiwan akan mendorong terganggunya suplai komponen elektronik dan cenderung berpotensi menyundut inflasi.

Baca Juga: Gubernur BI Optimistis Bisa Tekan Inflasi di Bawah 4% Lebih Cepat dari Perkiraan

Ketiga, peningkatan inflasi pangan karena ancamana el nino. Biasanya, el nino akan memengaruhi suplai beras nasional.

Sebagai makanan pokok Indonesia, Josua menyarankan kebijakan untuk mengoptimalkan suplai beras. Bila memang perlu, kebijakan impor juga bisa dilakukan oleh pemeirntah.

Keempat, inflasi pendidikan yang biasanya muncul pada awal tahun ajaran baru.

Lebih lanjut, Josua memperkirakan inflasi IHK pada akhir tahun 2023 berada di kisaran 3,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×