Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) di kuartal IV akan kembali menurun menjadi 2,7% - 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, CAD di kuartal III melebar menjadi 3,37% dari PDB dibandingkan kuartal II yang sebesar 3% dari PDB..
David mengatakan, penurunan CAD ini dikarenakan tren impor akan menurun di kuartal IV. Penurunan impor ini pun dikarenakan adanya kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah.
Misalnya perluasan B20 untuk PSO dan Non PSO, ada penambahan PPh untuk 1.147 barang impor, hingga penghentian beberapa proyek infrastruktur.
"Tetapi secara natural, karena suku bunga meningkat dan juga rupiah melemah, otomatis ada pengurangan impor barang, juga orang yang mau ke luar negeri mengalihkan travel ke luar negeri," ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (9/11).
Menurut David, masih ada berbagai yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengendalikan neraca dagang. Namun, kebijakan tersebut tidak bisa dilakukan secara singkat. Dia mengatakan, sebaiknya kebijakan yang ditetakan bukan bertujuan untuk mengurangi impor, tetapi bagaimana mendorong ekspor. Tak hanya mendorong ekspor, nantinya perlu pula didorong bagaimana memproduksi sendiri barang-barang yang biasanya diimpor. Upaya ini pun harus dilakukan secara perlahan.
"Impor itu keniscayaan, kita tidak bisa menghentikan impor. Banyak negara di dunia yang impornya besar, tetapi ekspornya lebih besar lagi. Kadang menjadi boomerang, ketika kita melarang impor, pada akhirnya ekspornya turun drastis," tambah David.
Sementara itu, David pun memperkirakan CAD sepanjang 2018 akan mencapai 2,8% hingga 2,9%. Angka ini masih sesuai dengan prediksi Bank Indonesia Oktober lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News