kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom BCA Perkirakan Inflasi Maret 2022 Capai 0,67% MoM


Rabu, 30 Maret 2022 / 19:11 WIB
Ekonom BCA Perkirakan Inflasi Maret 2022 Capai 0,67% MoM
ILUSTRASI. Pedagang bahan makanan menunggu calon pembeli di pasar Petak Sembilan, Jakarta, Rabu (2/2/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) memperkirakan kembali terjadi peningkatan harga (inflasi) Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022, setelah IHK pada Februari 2022 mencatat deflasi 0,02% mom. 

Kepala ekonom BCA David Sumual memperkirakan, inflasi pada bulan Maret 2022 sebesar 0,67% mom atau secara tahunan sebesar 2,65% yoy. Ini berarti, inflasi secara tahunan masuk ke dalam kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. 

David mengatakan, peningkatan harga pada bulan ini didorong oleh peningkatan harga makanan. “Ada beberapa harga bahan makanan yang naik, termasuk ada juga penyesuaian harga minyak goreng,” kata David kepada Kontan.co.id, Rabu (30/3). 

Selain itu, transmisi peningkatan harga komoditas global terhadap tingkat inflasi dalam negeri juga sudah dirasakan pada bulan Maret 2022. Ini kemudian mendorong inflasi impor (imported inflation) yang bisa masuk lewat barang-barang baku, termasuk komoditas makanan seperti gandum dan jagung serta non bahan makanan seperti mineral, nikel, dan tembaga. 

Baca Juga: Ekonom Perkirakan Inflasi April Meningkat Signifikan karena PPN 11%

Ke depan, David melihat ekspektasi inflasi masih akan tinggi, setidaknya dalam jangka pendek. Pada bulan April 2022, bisa ada peningkatan inflasi karena peningkatan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11%. Menurut hitungan kasarnya, peningkatan PPN ini bisa menyumbang peningkatan sebesar 0,15% hingga 0,2%. 

Bisa lebih tinggi kalau ada faktor ekspektasi, yaitu keadaan peningkatan tarif PPN ini kemudian dimanfaatkan oleh banyak produsen untuk meningkatkan harga sehingga ini yang kemudian berpotensi makin mengerek tingkat inflasi. 

Sedangkan pada bulan Mei 2022, inflasi diperkirakan berlanjut meningkat seiring dengan pola musiman, yaitu ada momentum Idul Fitri yang biasa menjadi puncak konsumsi masyarakat. 

“Biasanya kalau lebaran orang berbelanja, jadi ada peningkatan permintaan. Orang belanja baju, makanan, transportasi, dan ini kontribusinya besar. Sehingga kami melihat ada peningkatan inflasi berturut-turut pada Maret, April, kemudian Mei,” tandas David. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×