kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata prediksi BI kembali pangkas suku bunga 25 bps di pekan ini


Senin, 18 Mei 2020 / 16:52 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi BI kembali pangkas suku bunga 25 bps di pekan ini
ILUSTRASI. Josua Pardede, Ekonom Bank Permata


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali pangkas suku bunga acuan alias BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pekan ini.

Hitungan Josua, BI akan memotong BI7-DRRR sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25% pada RDG yang dilakukan pada 18-19 Mei 2020. "Pemangkasan BI7-DRRR ini dengan mempertimbangkan beberapa indikator makroekonomi," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (18/5).

Indikator pertama, inflasi hingga akhir tahun 2020 diperkirakan akan tetap stabil di bawah kisaran 3% secara year-on-year (yoy), atau masih dalam target sasaran inflasi BI tahun ini di kisaran 3% plus minus 1%.

Baca Juga: Ekonom CORE sebut BI punya ruang menurunkan suku bunga acuan

Terkendalinya inflasi pada tahun 2020 ini, dipengaruhi oleh dampak negatif dari wabah virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian. Ini akan berimbas perlambatan ekonomi domestik, termasuk penurunan laju konsumsi rumah tangga sehingga akan membatasi tekanan demand pull inflation.

Kedua, perkembangan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan volatilitas nilai tukar rupiah secara rata-rata menurun, terindikasi dari one-month implied volatility yang menurun menjadi 15% dari bulan Maret lalu yang sebelumnya sempat meningkat ke kisaran 33%.

Menurut Josua, penurunan volatilitas rupiah sejalan dengan penurunan volatilitas di pasar keuangan global, sehingga arus modal asing terindikasi sudah kembali masuk ke pasar keuangan domestik terutama di pasar surat berharga negara (SBN).

Dengan demikian, arus modal dapat mendukung penguatan nilai tukar rupiah sekitar 9% apabila dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020, meskipun nilai tukar rupiah masih mengalami melemah 7,3% secara year-to-date (ytd).




TERBARU

[X]
×