kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Ekonom Bank Permata memprediksi surplus neraca perdagangan pada November menurun


Senin, 13 Desember 2021 / 15:16 WIB
Ekonom Bank Permata memprediksi surplus neraca perdagangan pada November menurun
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan neraca perdagangan Indonesia masih surplus pada bulan November 2021, meski lebih rendah dari capaian surplus pada bulan sebelumnya. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede meramal, keuntungan neraca perdagangan pada bulan lalu sebesar US$ 4,77 miliar, atau lebih rendah dari US$ 5,73 miliar pada bulan Oktober 2021. 

“Penurunan surplus neraca dagang utamanya disebabkan oleh perbaikan nilai impor Indonesia,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (13/12). 

Josua kemudian memerinci, impor Indonesia pada bulan November 2021 diperkirakan naik 4,74% mtm pun bila dibandingkan dengan November 2020, nilai impor meningkat 34,8% yoy. 

Baca Juga: Implementasi IK-CEPA ditargetkan tahun depan, Mendag beberkan keuntungannya

Peningkatan impor Indonesia ini didorong oleh masih soildnya aktivitas manufaktur, yang terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tercatat 53,9 atau berada di zona ekspansi. 

Dari sisi ekspor, diperkirakan nilai ekspor akan terkoreksi 0,86% mtm. Meski, bila dibandingkan dengan November 2020, nilai ekspor masih naik 43,1% yoy. 

Penurunan ekspor secara bulanan didorong oleh kontraksi harga batu bara sebesar 29,86% mtm. Namun, harga komoditas ekspor lain, seperti CPO, masih tercatat naik 2,89% mtm. 

Permintaan dari mitra dagang Indonesia, seperti India dan Jepang, yang mengalami kenaikan aktivitas manufaktur, diperkirakan ikut mendorong kenaikan volume ekspor dari Indonesia. Sehingga dampak dari penurunan harga batu bara menjadi cenderung terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×