Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi inflasi pada Maret 2020 akan menurun dari inflasi bulan sebelumnya. Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, inflasi diproyeksikan akan sebesar 0,13% mom atau lebih rendah dari bulan Februari 2020 yang sebesar 0,28% mom.
Akan tetapi, inflasi secara tahunan diprediksi akan lebih tinggi, yaitu 2,99% yoy dari 2,98% yoy pada Februari 2020. "Inflasi bulan Maret disebabkan oleh penurunan inflasi barang bergejolak dan stabilinya inflasi inti," jelas Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (31/3).
Pada kelompok harga bergejolak, beberapa komoditas yang menyumbang inflasi antara lain telur gula pasir dengan peningkatan harga sebesar 13,5% mom dan telur ayam dengan peningkatan harga sebesar 2,9% mom.
Baca Juga: Kurs rupiah melemah ke Rp 16.403 pada Rabu (1/4) pagi, pelemahan diramal makin dalam
Sementara itu, ada juga beberapa komoditas yang mendukung penurunan inflasi, yaitu beras yang turun harga 0,2% mom, daging ayam yang turun 2,5% mom, daging sapi turun 0,2% mom, bawang merah turun 4,4% mom, bawang putih turun 11,1% mom, cabai merah yang turun 21,1% mom, cabai rawit 19,4% mom, serta minyak goreng yang terkontraksi 0,9% mom.
Josua menambahkan, tren penurunan harga komoditas pangan tersebut membuktikan bahwa kordinasi pengendalian inflasi baik di tingkat nasional maupun daerah cenderung baik. Apalagi, di tengah wabah Covid-19 yang sedang merebak.
"Ini termasuk dengan usaha membuka keran impor beberapa komoditas pangan yang tidak dapat dipenuhi produksi nasional, seperti bawang putih," tambah Josua.
Baca Juga: Inflasi bulan Maret 2020 diprediksi lebih rendah
Selain itu, yang mendukung kestabilan harga komoditas pangan juga berasal dari panen raya yang terjadi pada bulan Maret-April. Hanya saja, Josua melihat adanya peningkatan harga di kelompok kesehatan. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan obat-obatan dan alat kesehatan untuk menangani Covid-19.
Lebih lanjut, Josua juga memprediksi bahwa inflasi inti akan cenderung stabil di kisaran 2,79% yoy atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,76% yoy.
Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga emas sepanjang bulan Maret yang disebabkan oleh peningkatan permintaan emas di pasar global di tengah ketidakpastian akibat wabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News