kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom Bank Permata imbau Bank Indonesia untuk tahan suku bunga acuan di level 3,50%


Rabu, 17 Maret 2021 / 15:32 WIB
Ekonom Bank Permata imbau Bank Indonesia untuk tahan suku bunga acuan di level 3,50%
ILUSTRASI. Kantor Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Maret 2021. 

Sebelumnya, bank sentral telah memangkas suku bunga habis-habisan, dengan total penurunan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sejak tahun 2020 hingga bulan lalu. 

“Suku bunga acuan BI saat ini diperkirakan masih konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah mempertimbangkan volatilitas rupiah,” ujar ekonom Bank Permata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3). 

Baca Juga: Peringati Hari Perawat Nasional, Sri Mulyani ucapkan rasa terima kasih

Josua menjabarkan, gonjang-ganjing nilai tukar rupiah terindikasi dari rata-rata one-month implied volatility yang naik menjadi 8,1% sepanjang bulan ini. Padahal, pada bulan lalu, tercatat di kisaran 7,8%. Meningkatkan volatilitas ini membuat nilai tukar rupiah melemah sebesar 2,3% secara rata-rata pada bulan Maret 2021. 

Pelemahan rupiah ini juga dipengaruhi oleh tren kenaikan yield US Treasury 10 tahun yang saat ini berada di level 1,62% atau meningkat 22 bps dibandingkan akhir Februari 2021, atau meningkat 71 bps dibandingkan akhir tahun 2020. 

“Peningkatan yield US Treasury tersebut didorong oleh ekspektasi kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi AS yang menunjukkan tren membaik,” tambah Josua. 

Baca Juga: Pemerintah akan turunkan tarif PPh final jasa konstruksi, lihat rincian tarifnya

Nah, tren peningkatan yield US Treasury tersebut telah mendorong kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun sebesar 16 bps, bila dibandingkan dengan akhir bulan Januari 2021 lalu. kini, yield SUN 10 tahun berada di level 6,77%. Bila dibandingkan dengan akhir tahun 2020 pun, ini nampak meningkat 88 bps. 

Kenaikan yield SUN tersebut disertai dengan penurunan kepemilikan asing terhadap SBN sebesar US$ 1,24 miliar pada bulan Maret 2021 ini. 

Lebih lanjut, Josua juga melihat keputusan RDG BI pada bulan ini akan sangat dipengaruhi oleh hasil keputusan bank sentral AS atau The FEd dalam Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar malam ini, terutama asesmen terhadap perekonomian AS dan arah suku bunga The Fed dalam jangka menengah. 

Sehingga, bila bank sentral menahan suku bunga acuan, merupakan langkah antisipasi arah suku bunga The Fed yang selanjutnya. Pun, untuk mendorong daya tarik aset keuangan rupiah, sehingga bisa mendorong stabilitas nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: Menkeu: Transformasi digital dapat meningkatkan kepatuhan perdagangan internasional

Josua lalu berharap, dengan sudah dilonggarkannya kebijakan moneter maupun makroprudensial oleh bank sentral, perbankan juga segera merespons dengan penurunan suku bunganya. 

“Ini merupakan upaya untuk tetap mendukung pemulihan ekonomi domestik dalam jangka pendek ini,” tandas Josua. 

Selanjutnya: Sri Mulyani: Kenaikan tarif pajak mobil listrik jadi pemanis bagi investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×