kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Durasi siang bisa lebih lama atau pendek saat Titik Balik Matahari, kapan?


Jumat, 18 Juni 2021 / 23:25 WIB
Durasi siang bisa lebih lama atau pendek saat Titik Balik Matahari, kapan?


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Dalam waktu dekat, bakal ada fenomena astronomi tahunan yang disebut Titik Balik Matahari. Fenomena ini akan terjadi pada 21 Juni 2021. 

Peneliti di Pussainsa Lapan Andi Pangerang menjelaskan, ketika terjadi fenomena Titik Balik Matahari, Matahari akan berada di paling Utara saat tengah hari. 

"Tiga hari lagi, ada fenomena yang disebut sebagai Titik Balik Matahari atau Solstis, yakni ketika matahari berada paling Utara saat tengah hari," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (18/6). 

Dampaknya, bagi belahan Utara, siang akan menjadi lebih lama. Sedangkan di belahan Bumi Selatan, siang akan menjadi lebih singkat. 

Menurut Andi, Matahari memang memungkinkan untuk terbit sekaligus di Utara ketika pengamat berada di sekitar lingkar kutub. 

Baca Juga: Viral video Matahari terbit dari Utara di Jeneponto, begini penjelasan BMKG

Bahkan, ada fenomena yang disebut sebagai Matahari Tengah Malam, yakni ketika Matahari terbit sekaligus terbenam ketika tengah malam untuk lingkar Kutub Utara. 

Andi mengatakan, hal itu akan terjadi pada Solstis 21 Juni mendatang. Sementara untuk lingkar Kutub Selatan, terjadi pada Solstis 21 Desember 2021. 

Matahari lebih tinggi 

Dampak lain dari Solstis selain durasi siang hari adalah Matahari yang terlihat lebih tinggi. 

"Kalau di lintang sedang (>23,5 derajat), Matahari akan lebih tinggi ketika transit/kulminasi. Sementara untuk sekitar ekuator, tergantung dari belahan Bumi manakah masyarakat bertempat," kata Andi. 

Dia mencontohkan, seperti yang terjadi di Sabang, Solstis Juni akan menyebabkan Matahari berada di ketinggian 72,5 derajat di arah Utara.

Baca Juga: Viral foto diduga meteor jatuh di puncak Gunung Merapi, begini kata Lapan

Sedangkan di Pulau Rote, Solstis Juni akan menyebabkan Matahari berada di ketinggian 55,5 derajat di arahUutara. 

"Semakin ke Utara akan semakin tinggi dan semakin ke Selatan akan semakin rendah. Makanya, untuk kota-kota yang dilalui garis balik Utara (tropic of cancer) seperti Muscat (Oman), Matahari akan tepat di atas kepala ketika tengah hari saat Solstis Juni," ungkap Andi. 

Andi menyebutkan, semua provinsi yang terletak di belahan Selatan akan mengalami siang yang lebih pendek. Berikut daftar wilayahnya: 

  • Sumatra Selatan 
  • Bengkulu 
  • Kalimantan Selatan 
  • Sulawesi Selatan 
  • Sulawesi Utara 
  • Jawa 
  • Bali 
  • Nusa Tenggara
  • Maluku 
  • Sebagian besar Papua

Baca Juga: Cuma 16 menit waktu buat selamatkan diri, jika tsunami hantam pantai Selatan Blitar

Sementara daerah di Indonesia yang berada di belahan bumi Utara akan mengalami siang lebih panjang. Lalu, untuk daerah sekitar ekuator, tidak begitu terlihat perbedaan durasinya dengan hari biasa. 

Berikut beberapa perbandingan durasi siang hari (dari terbit hingga terbenam matahari) di Indonesia saat Solstis: 

  • Kupang: 11,5 jam 
  • Jawa: bervariasi antara 11,65 hingga 11,75 jam 
  • Sabang: 12,5 jam

Andi mengatakan, Lampung akan mengalami siang terpendek, setidaknya selama enam bulan ini dan puncaknya ketika Solstis. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Titik Balik Matahari pada 21 Juni, Durasi Siang Bisa Lebih Lama"

Penulis: Nur Fitriatus Shalihah
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

Selanjutnya: Viral SMS gempa magnitudo 8,5 dan berpotensi tsunami, ini penjelasan BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×