kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukungan akademisi dalam kartu prakerja jadi bagian dalam penanganan pandemi


Jumat, 22 Oktober 2021 / 19:20 WIB
Dukungan akademisi dalam kartu prakerja jadi bagian dalam penanganan pandemi
ILUSTRASI. Pengguna internet membuka situs halaman Kartu Prakerja. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pemerintah menjalankan kebijakan dan program di berbagai sektor, krisis yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 dinilai menjadi momentum bagi Indonesia untuk tumbuh dengan signifikan

Program Kartu Prakerja yang dimulai pada masa pandemi juga masuk dalam serangkaian inisiatif yang menopang masyarakat untuk tetap bertahan di masa pandemi, bahkan menekan laju angka pengangguran.

Hingga Batch ke-21, telah terdapat 75 juta pendaftar sejak program ini dibuka pertama kali pada 11 April tahun 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11,4 juta orang yang tersebar dari 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia telah mendapatkan manfaat Program Kartu Prakerja.

“Hari ini tepat dua tahun Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Kartu Prakerja merupakan salah satu yang lahir dan jadi bagian dalam penanganan pandemi serta hal ini juga menjadi buffer untuk mereka yang terkena PHK," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Jumat (22/10).

Baca Juga: Gandeng Unpad, BNI kembangkan ekosistem perbankan di kampus

Pelatihan-pelatihan yang ada pada Program Kartu Prakerja memiliki tujuan utama untuk meningkatkan SDM Indonesia dengan skilling, upskilling, dan reskilling. Untuk itu, standar pelatihan Program Kartu Prakerja disempurnakan secara berkala. Penyempurnaan standar pelatihan ini merupakan kolaborasi pemerintah dengan melibatkan dukungan dari perguruan tinggi dan akademisi.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Muhammad Rudy Salahuddin mengatakan bahwa pelibatan dan dukungan ini sesuai amanat Regulasi Program Kartu Prakerja  yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020 dimana Manajemen Pelaksana melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.

Untuk mengapresiasi dukungan dan keterlibatan akademisi dalam menjaga standar Kartu Prakerja, Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor dan yang mewakili Perguruan Tinggi dan Yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.

Keterlibatan Perguruan Tinggi dan Yayasan yakni dengan cara screening sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem Kartu Prakerja dan juga memonitor sesudah pelatihan masuk dalam ekosistem.

Proses screening dilakukan oleh Tim Asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan Indonesia Mengajar. Sedangkan monitoring dilakukan oleh Tim Pemantau dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhamadiyah Malang dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia.

Baca Juga: Dukung dunia pendidikan, DANA perluas layanan biller

“Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada tahun 2022, saya meminta agar Perguruan Tinggi dan Yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja,” kata Airlangga.

Berkat kolaborasi ini, dia bilang, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala 5, sebanyak 95% peserta mengatakan pelatihan sesuai minat mereka, 98% peserta mengatakan pelatihan meningkatkan kompetensi, 93% peserta mengatakan pelatihan dapat diaplikasikan di tempat kerja/usaha.




TERBARU

[X]
×