kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Dua proyek tol hasil pinjaman dari China terhambat


Minggu, 05 Juni 2016 / 16:30 WIB
Dua proyek tol hasil pinjaman dari China terhambat


Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Dua proyek infrastruktur jalan tol yang didanai dari pinjaman atau loan Cina terhambat. Kedua ruas jalan tol tersebut adalah Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 58,50 kilometer (km) dan Manado-Bitung sepanjang 39 km.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Taufik Widjoyono mengatakan, persoalan yang terjadi tersebut adalah adanya perubahan desain teknis terowongan di jalur tol Cisumdawu dan perubahan nama kontraktor di tol Manado-Bitung.

Akibatnya, dana yang siap digulirkan untuk pembangunan proyek tersebut belum dapat dicairkan. "Aturan main loan Cina, 10%-90%. 10% uang muka dari kita berbentuk rupiah murni dan 90% dari mereka (Cina). Ada implikasi (akibat persoalan teknis)," kata Taufik, akhir pekan lalu.

Sekedar catatan, untuk jalur tol Cisumdawu, besaran total nilai kontrak pembangunannya tercatat sebesar Rp 3,169 triliun. Sementara tol Manado-Bitung total nilai investasinya adalah sebesar Rp 1,128 triliun.

Total proyek jalan tol yang berasal dari bantuan pembiayaan pinjaman Exim bank China jumlahnya ada empat lokasi. Selain Cisumdawu dan Manado-Bitung, dua ruas jalan tol lainnya adalah Balikpapan—Samarindam dan Solo-Ngawi-Kertosono.

Menurut Taufik, pembangunan tol Balikpapan—Samarindam dan Solo-Ngawi-Kertosono tidak ada kendala. Meski tidak merinci, catatan KONTAN setidaknya investasi untuk ruas tol Balikpapan-Samarinda besarannya Rp 2 triliun, sedangkan untuk Solo-Ngawi-Kertosono Rp 3 triliun.

Sebelumnya Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU-Pera, Hediyanto W Husaini mengharapkan seluruh pencairan pinjaman untuk proyek jalan tol tersebut dapat terselesaikan pada akhir Desember tahun lalu.

Menteri PU dan Pera Basuki Hadimuldjono juga pernah mengeluarkan ancaman untuk membatalkan proyek jalur tol tersebut, lantaran berbelitnya proses pencairan pinjaman dari Negeri Tirai Bambu itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×