kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Dua Investor China Bangun Pabrik Kelapa di Indonesia, Bisa Serap 5.000 Tenaga Kerja


Jumat, 17 Oktober 2025 / 12:46 WIB
Dua Investor China Bangun Pabrik Kelapa di Indonesia, Bisa Serap 5.000 Tenaga Kerja
ILUSTRASI. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani ungkap ada dua investor China yang bangun pabrik kelapa di Indonesia


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani mengungkapkan, ada dua investor besar asal China telah memulai pembangunan pabrik pengolahan kelapa di Indonesia sejak kuartal III-2025. 

Rosan menyebut, proyek tahap pertama ini melibatkan investasi sebesar US$ 100 juta dan telah berhasil menyerap setidaknya 5.000 tenaga kerja lokal.

Nantinya, pabrik pengolahan kelapa ini akan memanfaatkan 100% bagian dari kelapa, sehingga nilai tambah yang dihasilkan cukup besar, di mana setiap pabrik membutuhkan hingga 500 juta butir kelapa sebagai bahan baku, yang seluruhnya akan dipasok dari dalam negeri.

Baca Juga: BKPM Mencatat Realisasi Investasi pada Kuartal III-2025 Sebesar Rp 491,4 Triliun

“Pabrik ini awalnya beroperasi di China. Mereka kirim (mengimpor) kelapa dari Indonesia dengan Harga yang lebih murah, karena (faktor) biaya logistik segala macamnya. Kita yakinkan untuk investasi ini ke Indonesia. Dan alhamdulillah sudah mulai, sudah groundbreaking, sudah berjalan sekarang konstruksinya,” ujar Rosan saat ditemui usai konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Salah satu investor utama adalah Zhejiang FreeNow Food Co., Ltd, produsen kelapa dan turunannya terbesar di China, yang telah memiliki enam pabrik di negara asalnya. Sementara satu investor lainnya merupakan konsorsium gabungan antara perusahaan China dan Indonesia.

Menurut Rosan, pembangunan pabrik ini sudah memasuki tahap pertama, dan ditargetkan akan berlanjut hingga tiga tahap investasi. Masing-masing tahap diproyeksikan bernilai US$ 100 juta.

Meskipun nilainya tidak sebesar investasi sektor hilirisasi mineral yang bisa mencapai miliaran dolar, dampak serapan tenaga kerja dari proyek kelapa ini dinilai sangat signifikan.

“Bandingkan saja dengan investasi hilirisasi yang mencapai US$ 1 miliar sampai US$ 3 miliar, tapi penyerapan tenaga kerjanya, masih lebih banyak yang investasi sebesar US$ 100 juta, (karena bisa menyerap 5.000 tenaga kerja),” jelas Rosan.

Dari sisi realisasi, Rosan menjelaskan, kemajuan proyek dihitung berdasarkan investasi aktual yang sudah terealisasi, bukan sekadar komitmen, agar data yang diberikan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 

Adapun per kuartal III-2025, Rosan menyebut proyek ini sudah terealisasi sekitar 20%, dan diperkirakan akan mencapai 55% pada akhir tahun ini.

“Udah mulai jalan, kan kita kasih pelaporan pada saat mereka sudah realisasi. Jadi sesuai dengan realisasi investasi yang sudah mereka keluarkan di Indonesia. Bukan dari komitmen yang mereka berikan di Indonesia," ungkap Rosan. 

Pembangunan pabrik kelapa ini diharapkan memberikan manfaat besar yang nyata bagi ekonomi domestik, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan yang selama ini kurang tersentuh investasi skala besar.

Selanjutnya: Dikritik Banyak Pihak, Menkeu Purbaya: Saya Hanya Jaga Uang Negara!

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM BGM Day 17–19 Oktober, Menu Mulai Rp 20.000-an Free Teh Botol

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×