kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

DPR tak ingin K/L berlomba naikkan tarif PNBP


Kamis, 23 November 2017 / 19:34 WIB
DPR tak ingin K/L berlomba naikkan tarif PNBP


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembahasan Revisi Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih berlanjut. Namun, rupanya pembahasan RUU ini masih jalan di tempat.

Oleh karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah anggota Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Kamis (23/11) hari ini.

Salah satu anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mengatakan, dalam pertemuan tersebut DPR menginginkan revisi UU PNBP tidak membebani masyarakat.

Utamanya, "Jangan sampai lahir insentif setiap K/L (kementerian atau lembaga) berlomba menaikan tarif PNBP," kata Hendrawan kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).

Ia menjelaskan, selama ini badan layanan umum (BLU) yang berada di bawah kementerian menghasilkan PNBP. Namun, penerimaan negara tersebut boleh langsung dimanfaatkan oleh kementerian yang bersangkutan tanpa harus masuk kas negara terlebih dahulu.

Tak hanya dikhawatirkan berlomba menaikkan tarif PNBP, DPR juga khawatir K/L beramai-ramai mendirikan BLU. "Kalau dalam revisi UU ini mendorong hal tersebut maka akan membebani masyarakat," tambah dia.

Hendrawan juga menjelaskan, pembahasan PNBP cukup kompleks yang terdiri dari tiga kluster. Pertama, PNBP yang berasal dari sumber daya alam (SDA). Kedua, PNBP yang berasal dari pemanfaatan aset milik negara.

Ketiga, PNBP yang berasal dari pelayanan publik. "Sifat dan karakter setiap kluster berbeda. Jadi harus dikaji dalam perspektif ekonomi konstitusi dan keadilan sosial. Sekarang diperkirakan ada sekitar 60.000 item PNBP," ujar Hendrawan.

Awal Desember mendatang lanjut dia, Komisi XI dan Menkeu akan mengadakan rapat terbuka mengenai hal ini. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani akan memberikan penjelasan secara komprehensif. Setelahnya, panitia kerja (Panja) pemerintah dan Panja DPR revisi UU itu akan melanjutkan pertemuan berupa dengan konsinyering.

"Kalau pemahamannya sudah sama, Ketua Panja bilang (pembahasannya) dua minggu juga bisa selesai," kata Hendrawan. Ia memperkirakan, pembahasan revisi UU tersebut rampung awal tahun 2018 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×