Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil dari program lumbung pangan atau food estate dinilai belum maksimal.
Anggota Komisi IV DPR RI Darori menilai pemerintah sudah cukup maksimal dalam menjalani program food estate namun ada beberapa hal yang perlu diselesaikan untuk mendorong kesuksesan program food estate.
Dikatakannya, salah satu penghambat keberhasilan program food estate adalah pemilihan lahan yang umumnya bekas hutan.
Ia mengatakan, tanah hutan memiliki tingkat keasamanan yang cukup tinggi sehingga perlu penetralisir keasaman tanah agar tanah dapat ditanami tumbuhan.
Baca Juga: Kelompok Tani Mendapat Ragam Bantuan Pertanian
"Juga perlu ditanami jenis tanaman yang cocok dengan lokasinya. Kinerja pemerintah sudah maksimal namun hasilnya belum," terang ia pada Kontan.co.id, Kamis (5/1).
Asal tahu saja, Food estate merupakan salah satu program strategis nasional (PSN) pemerintah tahun 2020 - 2024.
Pada tahun periode 2020 s.d 2022, perkembangan kegiatan intensifikasi lahan food estate yang sudah tertanami mencapai 44.371 ha. Namun demikian hasil panennya belum maksimal.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Siap Salurkan 9,01 Juta Ton Alokasi Pupuk Subsidi 2023
"Tahun 2022, target kegiatan food estate seluas 502 ha, saat ini baru tertanam 236,5 ha dan panen 193 ha," Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian (Kementan) Erwin Noorwibowo.
Sementara ditahun 2023, Kementan belum menyiapkan program lanjutan kegiatan Food Estate, padahal pemerintah masih mengalokasikan anggaran untuk program ini.
"2023 belum ada alokasi kegiatan Food Estate termasuk ekstensikasi (perluasan)," jelas ia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News