kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,41   5,06   0.54%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPR sahkan 33 prolegnas prioritas 2021, PKS kritisi RUU tentang Ibu Kota Negara


Selasa, 23 Maret 2021 / 18:09 WIB
DPR sahkan 33 prolegnas prioritas 2021, PKS kritisi RUU tentang Ibu Kota Negara
ILUSTRASI. Ketua DPR Puan Maharani menerima dokumen dari Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas disaksikan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kiri) pada Rapat Paripurna DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (23/3/2021).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sidang paripurna DPR mengesahkan 33 Rancangan Undang Undang (RUU) menjadi program legislasi nasional (Prolegnas) prioritas tahun 2021.

Susunan Prolegnas prioritas tahun 2021 tersebut telah dibahas di dalam rapat Badan Legislasi bersama pemerintah dan DPD.

Sebanyak 21 RUU diusulkan DPR dengan catatan 2 RUU diusulkan bersama dengan pemerintah, 10 RUU diusulkan oleh pemerintah, dan 2 RUU diusulkan oleh DPD RI.

"Berdasarkan pendapat mini fraksi yang disampaikan oleh juri bicara masing-masing fraksi serta pendapat pemerintah dan PPUU DPD RI pada prinsipnya semua menyetujui hasil penyusunan Prolegnas prioritas tahun 2021 dan Prolegnas peRubahan RUU tahun 2020-2024 dengan beberapa fraksi yang memberikan persetujuan dengan catatan," ujar Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas dalam sidang paripurna, Selasa (23/3).

Baca Juga: DPR tetapkan 33 RUU masuk prolegnas prioritas 2021, ini daftarnya Supratman menyebut bahwa sebelumnya terdapat total 61 RUU yang menjadi usulan masuk dalam Prolegnas prioritas tahun 2021. Hal itu terbagi dari 42 RUU dari DPR RI, 13 RUU usulan pemerintah, dam 6 RUU usulan DPD RI.

Namun, 61 RUU tersebut dinilai berdasarkan kepada 5 indikator yang ditentukan. Sehingga Baleg menetapkan 33 RUU menjadi prioritas pada tahun 2021.

Pada Prolegnas prioritas, RUU tentang Pemilu digantikan dengan RUU tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Hal itu menjadi catatan bagi sejumlah fraksi di DPR.

Fraksi Partai Demokrat memandang RUU Pemilu memiliki urgensi untuk tetap dibahas. Meskipun dalam waktu sekitar 8 bulan yang terbatas harus memilih RUU yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Memandang beberapa UU tetap urgent untuk mulai kita diskusikan dan kita bahas di DPR ini, di antaranya adalah UU Pemilu," ujar Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Asan.

Baca Juga: PKS ungkap empat alasan konsisten dorong revisi UU Pemilu




TERBARU

[X]
×