kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPR langsung minta Perry Warjiyo terbitkan aturan baru untuk kontrol likuiditas


Rabu, 28 Maret 2018 / 19:46 WIB
DPR langsung minta Perry Warjiyo terbitkan aturan baru untuk kontrol likuiditas
ILUSTRASI. Uji Kelayakan Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengumumkan bahwa telah menyetujui Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru dan Dody Budi Waluyo sebagai Deputi Gubernur BI.

Usai mengumumkan keputusan DPR itu, Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Mekeng menyebut bahwa BI ke perlu menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) baru. Peraturan tersebut terkait dengan kontrol likuiditas.

“Supaya orang-orang yang meminjam duit di bank-bank di Indonesia entah itu dollar atau rupiah, mereka membuat produk dan di ekspor, hasil ekspornya itu 100% masuk ke Indonesia kembali dan ditukarkan ke dalam mata uang lokal sehingga tidak terjadi krisis likuiditas,” kata dia di Gedung DPR RI, Rabu (28/3).

Meski demikian, Indonesia sendiri saat ini menganut lalu lintas devisa bebas. Atas hal ini, menurut dia, pemerintah perlu tetap memegang kontrol.

“Hemat saya, lalu lintas bebas itu tidak selalu sebebas-bebasnya, yang penting pemerintah bisa lakukan kontrol, memberikan seruan ke pengusaha-pengusaha itu jangan kita sendiri yang buat dollar itu naik,” ujar dia.

“Tapi, jangan kita bilang juga bahwa kita harus kontrol. itu jadi boomerang juga buat kita karena kita kan sudah membuka diri, tapi fungsi mengaur likuiditas pun harus dilaksanakan dengan BI supaya meminta mereka yang usaha di sini, mengambil pinjaman di sini, kalau menjual ke luar negeri dan hasilnya dalam dollar AS atau currency lain harus dikembalikan, harus itu jangan imbauan-imbauan saja,” lanjutnya.

Menurut Mekeng, selama ini ketika ada gangguan pada kurs pelaku bisnis langsung panik padahal ekonomi Indonesia sehat dan baik sehingga seperti sebuah kontradiksi. “Mestinya kalau ekonomi baik, kursnya baik. itu kan cerminan dari ekonomi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×