Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo hari ini, Rabu (28/3) menghadiri fit and proper test dengan Komisi XI DPR RI di ruang rapat Komisi XI.
Dalam pemaparannya, Perry mengatakan ekonomi digital dan sistem pembayaran digital menjadi agenda utamanya usai dilantik menjadi Gubernur BI. Hal ini termasuk dalam strategi yang akan dilakukan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Pemanfaatan digital ekonomi dan keuangan digital kalau tidak padai, dampak disrupsi akan lebih terasa daripada manfaatanya. Indonesia terkenal besar pasar ritel dan UMKM-nya, pasar ritel ini tidak bisa ditembus lembaga keuangan,” kata Perry di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta.
“Apakah crowdfunding, peer to peer lending dan lain-lain, mungkin ini terlalu mahal untuk bank operasi di situ,” lanjutnya.
Sementara, soal fintech, menurut Perry, apa pun bentuknya BI akan berkoordinasi dengan OJK. Menurut dia, selama ini cukup sulit untuk menbuat suatu kebijakan yang terinterkoneksi.
Sebab kebijakan e-commerce ada di pemerintah, sedangkan teknologi keuangan (fintech) seperti startup, peer to peer landing, dan crowdfunding ada di tangan BI dan OJK.
"Jadi memang cukup sulit karena pengembangan e-commerce kebijakannya ada di pemerintah dan fintech di OJK dan BI," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News