kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

DPR dukung pemberian insentif fiskal mobil nasional


Senin, 09 Januari 2012 / 11:56 WIB
ILUSTRASI. Pertambangan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia - Tambang Grasberg di Tembagapura, Mimika, Papua.


Reporter: Eka Saputra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Anggota Komisi XI Kemal Azis Stamboel mendukung rencana pemerintah untuk memberikan insentif fiskal baqi pengembangan industri
mobil nasional. Dia menyebut, selain Esemka Rajawali, insentif juga perlu diberikan kepada produsen rintisan mobil nasional lainnya seperti
Tawon dan GEA yang diproduksi PT Inka.

"Dengan demikian kita berharap akan terjadi perkembangan yang baik dan dapat mengoptimalkan sumber daya nasional. Sehingga akan menciptakan lapangan kerja yang lebih tinggi. Terlebih demand kendaraan ini terus naik pesat,” paparnya
dalam rilis yang diterima KONTAN, Minggu (8/1).

Sebagaimana diketahui pasar mobil di dalam negeri sepanjang 2011 membukukan rekor penjualan tertinggi mencapai 893.420 unit (wholesale), tumbuh 16,83% dibandingkan dengan 2010 yang hanya 764.710 unit.

Berdasarkan data tentatif dari ATPM anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rekor sepanjang tahun lalu tercipta karena penjualan pada Desember 2011 yang tercatat sebanyak 79.921 unit atau tumbuh 18,12% dibandingkan dengan bulan sebelumnya 67.656 unit. Angka itu juga jauh di atas realisasi penjualan pada Desember 2010 yang tercatat sebanyak 70.061 unit.

Sepanjang tahun lalu, penjualan terbanyak masih dikuasai pemain besar seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, dan Suzuki. PT Toyota Astra Motor, misalnya, menjual 310.674 unit atau sekitar 34,77% dari total pasar nasional.

Kemal berpendapat, para produsen mobil nasional dapat diberikan keringanan pajak, seperti pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) serta pembebasan bea masuk atas impor komponen tertentu untuk mobil nasional. “Selain itu perlu dukungan penyediaan bahan baku produksi, perlu kerjasama dengan BUMN baja dalam pengadaannya.

Pemerintah juga perlu memberikan ruang agar pasar mobil nasional ini juga berkembang. Permintaan terhadap mobil Esemka Rajawali yang sudah mencapai 2.000 unit menunjukkan ada demand yang tinggi. Dan tentunya akan mendorong Usaha Mikro dan Kecil pendukung produksi ini.

"Prinsipnya, harus ada kebijakan lanjutan yang serius untuk mendorong produksi mobil nasional, karena demand pasar domestik sangat besar,” imbuh Anggota DPR dari FPKS ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×