kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dorong lokal konten, Menko Luhut bakal gelar rapat P3DN


Kamis, 20 September 2018 / 20:31 WIB
Dorong lokal konten, Menko Luhut bakal gelar rapat P3DN
ILUSTRASI. Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan bersiap membuat sanksi bagi para pengusaha yang tidak mau berkontribusi dalam meningkatkan lokal konten (TDKN) bagi proyek pemerintah. 

"Pastilah (beri sanksi), saya ketuanya harus ada," ungkap Luhut saat ditemui di kantornya, Kamis (20/9). Sekadar tahu saja, Luhut merupakan Ketua tim nasional peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo berdasarkan Keputusan Presiden No. 24/2018.

Adapun sanksi yang bisa dikenakan bagi para pengusaha adalah pencabutan usaha. "Kalau sudah diperingatkan tapi tetap tidak mau ya cabut izinnya," tegas Luhut.

Adapun sebelumnya, Luhut telah bekerja cepat untuk berkoordinasi dengan para anggota tim nasional itu di kantornya. Anggota yang hadir meliput Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pihak PLN, SKK Migas, dan KADIN Indonesia.

"Nanti pada 20 Oktober ini setelah IMF-WB, kita akan duduk. Rapat akbar, semua hadir, supaya tidak ada dusta diantara kita. Jadi jangan ada kalimat bersayap dalam Permen. Jadi semua tegas," katanya.

Adapun saat ini, pemerintah sedang mengevalusi berbagai proyek yang memiliki konten impor yang tinggi di berbagai sektor. Termasuk di sektor migas di Kementerian BUMN dan ESDM.

Tapi setidaknya dalam pertemuan itu, kata Luhut, para pengusaha sudah menyanggupi untuk meningkatkan TKDN di proyek pemerintah. Tapi memang diakui, biaya untuk hal itu masih mahal.

"Tapi kan, untuk pembangkit 200 MW ke bawah kita udah bisa buat. Katanya lebih mahal, ya mahal karena volume dikit. Kalau volume banyak, ya pasti harga akan murah," tutup Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×