kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.255   69,00   0,43%
  • IDX 6.901   35,74   0,52%
  • KOMPAS100 1.004   4,88   0,49%
  • LQ45 768   3,99   0,52%
  • ISSI 227   1,02   0,45%
  • IDX30 396   2,65   0,67%
  • IDXHIDIV20 457   1,32   0,29%
  • IDX80 113   0,52   0,46%
  • IDXV30 114   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

Diluncurkan Agustus, Kebijakan Satu Peta terkendala K/L hingga SDM


Senin, 13 Agustus 2018 / 16:21 WIB
Diluncurkan Agustus, Kebijakan Satu Peta terkendala K/L hingga SDM
Menko Perekonomian Darmin Nasution


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses kompilasi dan integrasi peta yang ada di berbagai kementerian atau lembaga (K/L) untuk Kebijakan Satu Peta hampir rampung dilakukan. Pemerintah memastikan, Kebijakan Satu Peta akan diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat.

"Ya mudah-mudahan dalam satu hingga dua minggu lagi. Diharapkan bulan ini (diluncurkan)," kata Darmin di Hotel Borobudur, Senin (13/8).

Menurut Darmin, Kebijakan satu peta ini bertujuan menggabungkan 85 peta tematik dari 34 Provinsi di Indonesia dengan melibatkan 57 K/L serta daerah. Meski diluncurkan bulan ini, pemerintah masih harus melakukan satu tahap lagi hingga 2019 mendatang. Yaitu sinkronisasi.

"Sinkronisasi akan diselesaikan. Mana yang benar. Akan dibahas hukum dan siapa duluan. Kalau overlap, ada aturan mainnya dan seterusnya," tambah dia.

Meski proses kompilasi hampir rampung dilakukan, kebijakan ini masih menemui kendala. Salah satunya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang belum menyerahkan data spasial untuk dimasukkan ke dalam kebijakan satu peta.

Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Hanasuddin Zainal Abidin menyebut, hal itu lantaran data yang dimiliki Kemhan banyak. Selain itu, kementerian tersebut juga harus melindungi dan memisahkan antara data kepentingan publik untuk investasi dengan kepentingan keamanan dan pertahanan negara.

"Ada juga soal keamanan data. Jadi butuh perlakuan khusus," kata Hasan.

Persoalan lainnya, yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola geospasial. Pihaknya menghitung, pengelolaan geospasial masih kekurangan SDM hingga 20.000 SDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×