kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dilarang di hotel, KSAD apel di kebun sawit


Jumat, 05 Desember 2014 / 18:54 WIB
Dilarang di hotel, KSAD apel di kebun sawit
ILUSTRASI. Download logo HUT Kota Pekanbaru 2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

WARINGIN BARAT. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, TNI AD sengaja menggelar apel Komandan Satuan (Dansat) 2014 di perkebunan sawit di Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kota Waringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. Acara ini diikuti para Komandan Korem (Danrem) dan Komandan Kodim (Dandim) se Indonesia.

Ia mengungkapkan, pilihan tempat di kebun kelapa sawit ini menindaklanjuti kebijakan pemerintah yang melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) menggelar rapat di hotel.

“Jika instansi pemerintah demikian, maka tidak ada alternatif lain TNI kembali ke tenda-tenda ini,” kata Gatot, dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat menghadiri tatap muka dengan pada Dansat TNI AD, di perkebunan kelapa sawit Arut Selatan, Jumat (5/12).

Dalam kesempatan ini, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Sebelumnya, dalam laporannya, Gatot mengatakan, apel Danrem dan Dandim ini digelar menindaklanjuti kekhawatiran terhadap pertambahan penduduk yang terus melesat. Ia menyebutkan, pada tahun 1800 jumlah penduduk dunia mencapai 1 miliar jiwa. Angka ini bertambah menjadi dua kali lipat pada tahun 1930 dengan jumlah 2 miliar jiwa. Ada pun, pada tahun 2011, jumlah penduduk dunia sudah melesat mencapai 7 miliar.

“Ini sudah melebihi dana dukung dunia sebesar 4 miliar,” kata Gatot.

Ia memperkirakan, pada tahun 2043 jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,2 miliar jiwa. Dengan kondisi pertambahan penduduk yang sangat pesat, kata Gatot, akan membawa kondisi-kondisi tertentu, seperti persediaan energi dan pangan, serta air yang menipis sehingga berpotensi memunculkan konflik.

“Sangat dimungkinkan bentuk konflik ke depan berlatar belakang energi, pangan, dan air, yaitu equator,” kata dia.

Oleh karena itu, menurut Gatot, TNI AD menilai perlu menyikapi perkembangan ini untuk mengantisipasi potensi-potensi konflik yang mungkin terjadi karena pertambahan jumlah penduduk.  (Inggried Dwi Wedhaswary)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×