Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
3. Rumah warga retak
Ratusan rumah warga di Desa Laksana Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat dilaporkan mengalami keretakan akibat aktivitas pengeboman pada proyek terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pengeboman untuk membuat lubang tunnel di Gunung Bohong tersebut memicu getaran yang membuat dinding rumah warga rusak.
Selain itu, getaran akibat bom juga membuat kaca rumah pecah. Dikutip dari Tribunnews, Sekretaris Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kohar Muzakar mengatakan, beberapa waktu lalu sudah ada pertemuan antara warga dan pihak PT CREC sebagai pelaksana pembuatan terowongan.
Baca Juga: Izin 600 ha lahan kereta Jkt-Bdg segera terbit
"Dari hasil pertemuan itu ada kesepakatan, pengeboman harus dihentikan sebelum keluar izin amdal, risiko dan dampak pengeboman," katanya Manajer PR dan CSR PT KCIC, Deni Yusdiana, saat dikonfirmasi terkait masalah retak-retak di rumah warga hanya menjawab singkat.
"Terkait ini kami sedang cek dulu," ucapnya.
4. Jalan rusak karena kendaraan berat
Sementara itu, diberitakan Harian Kompas, 10 Mei 2020, sejumlah jalan yang dilalui kendaraan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Purwakarta, Jawa Barat, kondisinya rusak dan berlumpur. Kondisi jalan rusak itu membahayakan pengendara yang melintas.
Ruas jalan menuju jalan Desa Cikaobandung, Jatiluhur, kondisinya rusak dan berlubang. Beberapa pengendara tampak menghindari jalan yang bergelombang itu. Menurut Ujang (40), warga Desa Cikaobandung, kondisi jalan kian parah sejak ada proyek pembangunan kereta cepat.
Baca Juga: Pendanaan Kereta Cepat Jkt-Bdg masih terganjal
Jika hujan turun, jalanan licin dan beberapa lubang tergenang air. Kondisi serupa ditemui di ruas Jalan Militer, Kecamatan Darangdan. Ujang berharap, pihak terkait memperhatikan warga sekitar yang terkena dampak proyek itu, khususnya menyangkut perbaikan jalan.
Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta telah mengirimkan surat teguran kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada 21 Maret 2019. Dalam surat itu, PT KCIC diminta memperhatikan ruas jalan yang terimbas dampak pembangunan.
Kepala Bidang Perencanaan DPUBMP Kabupaten Purwakarta Lalan Suherlan mengatakan, kondisi dua ruas jalan itu masuk dalam kategori jalan kelas III atau hanya mampu menampung kendaraan dengan muatan terberat 8 ton.
Baca Juga: Pembebasan lahan kereta cepat JKT-BDG baru 55%
Akibatnya, fondasi jalan tersebut tidak kuat menahan beban muatan berlebih. Perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan pada struktur fondasi. Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan, pihaknya telah meminta kontraktor dan vendor yang bekerja di lokasi terkait agar memperbaiki kerusakan beberapa ruas jalan.
Lebih lanjut, KCIC akan sangat berhati-hati dalam mengkaji subyek-subyek pengguna jalan mengingat pada daerah terdampak itu ada kawasan pertambangan. "Proyeksi kami, progres konstruksi pada akhir tahun 2019 adalah 59,78 persen dari total panjang trase 142,3 kilometer," ujar Chandra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Insiden Kelalaian di Proyek Kereta Cepat JKT-BDG"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News