kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di semester II ini, pemerintah akan tarik pinjaman US$ 5,5 miliar lagi


Sabtu, 25 Juli 2020 / 07:40 WIB
Di semester II ini, pemerintah akan tarik pinjaman US$ 5,5 miliar lagi


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, pada semester II ini pihaknya akan menarik pinjaman program dengan target indikatif sebesar US$ 5,5 miliar ke berbagai lembaga multilateral atau bilateral. 

"Di semester II itu indikatifnya, karena kita masih negosiasi terus dengan lender atau mitra kita, itu indikatifnya sebesar US$ 5,5 miliar," ujar Luky di dalam diskusi virtual, Jumat (24/7). 

Baca Juga: Belanja perpajakan tahun 2019 mencapai Rp 250 triliun, berapa di tahun ini?

Luky menjelaskan, pada semester I lalu pemerintah telah menarik pinjaman program sebesar US$ 1,84 miliar. Nah, dengan realisasi dan target indikatif tersebut, maka diperkirakan sepanjang tahun 2020 ini pemerintah akan menarik pinjaman program sebesar US$ 7,3 miliar. 

Adapun pinjaman program pada semester I ini, berasal dari lima lembaga multilateral, yaitu World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Agence Francaise de Developpement (AFD), dan Japan International Cooperation Agency (JICA). 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Riko Amir memerinci masing-masing pinjaman yang diterima pemerintah di semester I. 

Riko menjelaskan, pinjaman yang sudah dicairkan pada kuartal I adalah pinjaman yang berasal dari KfW dan AFD sebesar € 600 juta atau ekuivalen US$ 672 juta. Pada kuartal II, pemerintah mendapatkan pinjaman dari WB sebesar US$ 300 juta dan dari ADB sekitar € 462 juta atau ekuivalen US$ 500 juta. 

"Terakhir dari JICA sebesar ¥ 31,8 miliar. Jadi totalnya pinjaman program di kuartal II sebesar US$ 1,1 miliar," papar Riko. 

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan SBN Rp 900,4 triliun di semester II-2020

Meskipun beberapa mitra seperti WB dan ADB sudah memberikan pinjaman di semester I, tetapi tidak menutup kemungkinan mereka akan memberikan pinjaman lagi di semester II ini. 

"Namun WB atau ADB seperti biasa ada beberapa paket. Jadi bukan berarti (pinjaman dari) WB setelah di semester I nggak ada lagi di semester II. Bukan berarti semester I ADB sudah selesai, tapi akan ada lagi nanti di semester II," kata Luky.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×