Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rekomendasi penggunaan obat dexamethasone untuk pengobatan kasus berat Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat obat ini banyak dicari di pasaran. Meski begitu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menekankan, dexamethasone bukan obat untuk mencegah atau menangkal Covid-19 dan hanya bisa digunakan pada kasus berat Covid-19.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, penggunaan obat dexamethasone juga tidak boleh sembarangan dan hanya bisa dilakukan dengan konsultasi dokter terlebih dahulu agar tidak terjadi efek samping, terutama bila memiliki alergi terhadap makanan, obat maupun bahan lain yang terkandung di dalamnya.
Sebab, "Obat ini tidak memiliki khasiat pencegahan. Ini bukan penangkal covid-19, ini bukan vaksin. Ini merupakan kombinasi obat-obatan," jelasnya dalam konferensi pers Jumat (19/6).
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (19/6): 43.803 kasus, 17.349 sembuh, 2.373 meninggal
Reisa menambahkan, penggunaan dexamethasone direkomendasikan untuk kasus konfirmasi Covid-19 yang berat dan kritis, yaitu yang butuh ventilator atau alat bantu pernapasan. "Obat ini dianjurkan (pada kasus berat) karena akan mengurangi jumlah kematian 20%-30% dari kasus-kasus tersebut," katanya.
Dia menekankan dexamethasone tidak memiliki dampak atau bukan merupakan terapi untuk kasus konfirmasi dengan sakit ringan atau tanpa gejala.
Reisa menjelaskan, dexamethasone adalah jenis obat golongan kortikosteroid yang bekerja mengurangi peradangan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Sehingga, sama dengan obat-obatan golongan ini, maka penggunaan dexamethasone yang telah digunakan dalam jangka panjang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba.
"Dokterlah yang akan menurunkan dosis secara bertahap sebelum menghentikan obat ini," imbuhnya.
Konsumsi obat-obatan steroid hanya diperbolehkan di bawah pengawasan ahli dalam hal ini para dokter dan dilakukan di sarana dengan fasilitas yang memadai, yang siap menangani efek samping yang dapat terjadi.
Untuk itu, "BPOM akan memantau peredaran dexamethasone," kata Reisa.
Baca Juga: WHO harap ratusan juta vaksin corona siap di 2020, ini prioritas yang mendapatkannya
Menurutnya, sampai saat ini belum ada pengobatan untuk mencegah Covid-19. Bahkan, WHO sampai saat ini belum menentukan obat atau rejimen atau kombinasi pengobatan yang tetap untuk perawatan pasien Covid 19.
Meski begitu, WHO dan Kemenkes RI berpesan agar pasien Covid-19 mengikuti petunjuk dokter dan tidak boleh mengobati diri sendiri.
Selain itu, "Hindari penggunaan antibiotik dengan tidak tepat karena dapat mengakibatkan resistensi terhadap jenis antibiotik tersebut," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News