Reporter: TribunNews | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Tekanan kebijakan yang terus membayangi Industri Hasil Tembakau (IHT) memicu desakan agar pemerintah segera menyusun roadmap nasional yang komprehensif.
Sejumlah pemangku kepentingan menilai panduan kebijakan jangka panjang itu penting untuk memastikan arah regulasi lintas kementerian lebih selaras dan tidak lagi berjalan sektoral.
Selama ini, regulasi terkait cukai, peringatan kesehatan, dan tata niaga tembakau kerap diterbitkan secara terpisah tanpa koordinasi memadai.
Kondisi tersebut menimbulkan ketidakpastian bagi petani, pekerja pabrik, hingga pelaku usaha kecil yang bergantung pada sektor ini.
Baca Juga: Gudang Garam Tak Lagi Serap Tembakau dari Temanggung, Petani Beberkan Penyebabnya
Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar, Muhammad Misbakhun, menegaskan bahwa penyusunan roadmap IHT merupakan langkah mendesak untuk memperkuat industri, khususnya segmen padat karya seperti Sigaret Kretek Tangan (SKT).
“Persoalan mendasarnya adalah roadmap pertembakauan, selesaikan dulu roadmap itu. Karena kalau industri ini melemah, rakyat pun bakal sulit,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Ia menekankan bahwa kebijakan tidak boleh hanya menimbang aspek kesehatan, tetapi juga keberlanjutan ekonomi dan sosial jutaan orang yang hidup dari sektor ini.
IHT selama ini tercatat sebagai sektor strategis yang memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara dan menggerakkan ekonomi di berbagai sentra tembakau dan cengkeh. Penyusunan roadmap nasional diyakini dapat memperkuat koordinasi antara pemerintah, pelaku industri, petani, hingga masyarakat sipil.
Baca Juga: Pemerintah Didorong Susun Roadmap Komprehensif Industri Hasil Tembakau
“Tidak dapat dipungkiri kalau industri hasil tembakau ini punya nilai ekonomi dan national interest yang nyata,” kata Misbakhun.
Dari sisi kinerja, ekspor IHT juga terus menunjukkan tren positif. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Saleh Husin, mengungkapkan nilai devisa dari ekspor tembakau dan produk turunannya meningkat hingga 94% dalam empat tahun.
Nilainya naik dari sekitar USD 600 juta pada 2020 menjadi USD 1,8 miliar pada 2024.
Produksi rokok nasional diperkirakan mencapai 515 miliar batang, dengan distribusi 55% untuk pasar domestik dan 45% untuk ekspor.
Selain itu, kontribusi Cukai Hasil Tembakau (CHT) terhadap kas negara juga terus menanjak. Pada 2013, CHT mencapai Rp213 triliun dan meningkat menjadi sekitar Rp216 triliun pada 2024.
Jurnalis senior, Harimurti, menilai roadmap IHT diperlukan sebagai payung perlindungan jangka panjang bagi keberlangsungan industri tembakau.
Baca Juga: Industri Rokok Setop Beli Tembakau Petani Temanggung, Ekonomi Lokal Bakal Tertekan
Ia mendorong penyusunan roadmap 25 tahun untuk menghindari risiko merosotnya industri, seperti yang terjadi pada sektor tekstil dan footwear di masa lalu.
“Kalau tekanan terhadap IHT terus berlanjut, bukan tidak mungkin dalam 20–25 tahun ke depan sektor ini akan punah karena tidak mampu bertahan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kontribusi ekonomi industri tembakau sejauh ini justru lebih besar dibanding klaim kerugiannya.
Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/7764504/industri-tembakau-tertekan-dpr-minta-pemerintah-susun-kebijakan-jangka-panjang-nasional?page=all&s=paging_new.
Selanjutnya: Godfather of AI Peringatkan Risiko Pengangguran Massal akibat Automasi
Menarik Dibaca: Daftar 7 Film Barat dengan Setting Saat Liburan Natal Beragam Genre
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













