Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah meyakini cuaca buruk telah mendorong inflasi tinggi yang terjadi di bulan Januari 2014 lalu sebesar 1,07%. Selain karena cuaca buruk, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri, inflasi disebabkan karena depresiasi rupiah.
Melemahnya rupiah membuat harga barang-barang impor menjadi tinggi, sehingga imported inflation cukup tinggi. Hal itu membuat inflasi Januari 2014 lebih tinggi dibanding Januari 2013. Padahal, kondisi cuaca di tahun ini dengan tahun lalu relatif hampir sama.
"Mungkin kalau imported inflation tidak seperti saat ini, inflasi bisa lebih rendah dari tahun 2013," ujar Chatib, Senin (3/2) di Jakarta.
Meskipun inflasi Januari lebih tinggi dari perkitaannya, Chatib optimistis kedepan inflasi masih bisa dijaga agar kenaikan harga tetap terkendali. Sebab, menurutnya inflasi Januari masih sejalan dengan perkiraan pemerintah.
Ia optimistis, beberapa bulan ke depan akan menghadapi masa panen. Saat ini, Indonesia menghadapi masa tanam. Nah, bila saat masa panen tadi, diperkirakan terjadi deflasi. Sehingga akan mengoreksi inflasi yang terjadi saat ini.
Sementara untuk menghadapi kemungkinan musim hujan betkepanjangan, Chatib bilang, Kementerian Keuangan akan memastikan distribusi dan persediaan bahan pangan tersedia, dan lancar. Chatib masih yakin tahun ini inflasi akan sesuai dengan perkiraan pemerintah sebesar 5,5%.
Sementara itu, deputi bidang statistik distribusidan jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan distribusi bahan makanan pada tahun ini memang lebih buruk dibanding tahun lalu."jalanan banyak yang rusak, diribusinya jadi lebih lama," papar Sasmito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News