kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Defisit APBN melebar, rasio utang diramal membengkak jadi 38,1% dari PDB di 2021


Selasa, 07 Juli 2020 / 17:00 WIB
Defisit APBN melebar, rasio utang diramal membengkak jadi 38,1% dari PDB di 2021
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada proyek infrastruktur di Jakarta, Rabu (5/12). Pemerintah tetap bakal menggenjot pembangunan dan penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur pada tahun 2019 meski BUMN sedang terbebani utang. Jika BUMN sudah tidak mampu menjalankan pe


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

Ia melanjutkan, dalam hal ini pemerintah memang harus mengendalikan dan menjaga rasio utang tetap dalam batas aman 37% sampai dengan 38% terhadap PDB. Pasalnya, secara standar internasional kisaran tersebut memang masih relatif aman.

Namun demikian, kata Febrio, pemerintah tetap harus mengantisipasi kenaikan rasio utang yang sangat tajam dan tiba-tiba hanya dalam waktu satu tahun. Meskipun, peningkatan ini didorong bukan karena pilihan, tetapi karena pemerintah sedang dalam keadaan yang memaksa.

Baca Juga: Pemerintah dan Banggar DPR sepakati defisit APBN 2021 sebesar 4,7% dari PDB

Febrio menyebut, rasio utang tersebut harus tetap di jaga agar beberapa tahun ke depan tidak membengkak terlalu cepat.

"Dengan demikian, rasio utang terhadap PDB ini akan dijaga di tahun 2021 dan beberapa tahun ke depan untuk tidak melebihi 37% sampai 38,5% dari PDB," kata Febrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×