kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Defisit APBN melebar, BI: Ada peningkatan alokasi pembiayaan APBN 2020 above the line


Jumat, 05 Juni 2020 / 16:36 WIB
Defisit APBN melebar, BI: Ada peningkatan alokasi pembiayaan APBN 2020 above the line
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (9/5/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah memastikan kalau defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 melebar hingga 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pelebaran ini disebabkan oleh perkembangan penggunaan anggaran dalam penanganan Covid-19.

Pelebaran defisit tersebut berarti kebutuhan pembiayaan meningkat menjadi Rp 1.039,2 triliun dan meningkat dari perkiraan defisit di dalam Peraturan Presiden (Perpres) 54 yang sebesar Rp 852,9 triliun atau 5,07% PDB.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, dengan defisit melebar menuju 6,34% PDB, maka juga akan ada peningkatan alokasi dari BI untuk pembiayaan APBN 2020 yang above the line.

Baca Juga: BI: Aliran modal asing semakin deras masuk ke Indonesia

"Wajar kalau defisit melebar, maka pembiayaan APBN above the line dari BI juga meningkat sesuai dengan hitung-hitungan kesepakatan bersama," jelas Perry, Jumat (5/6) via video conference.

Sebelum defisit meningkat ke 6,34% PDB, Pemerintah menghitung kalau defisit APBN 2020 bisa di angka 6,27% PDB atau berarti kebutuhan pembiayaan sebesar Rp 1.439,8 triliun.

Dengan defisit tersebut, pembiayaan APBN above the line dari bank sentral diperkirakan sebesar Rp 299,3 triliun.

Hal ini diperkirakan berasal dari bank sentral yang membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebagai non-competitive bidder sebesar Rp 180,6 triliun dan penyerapan SBN lewat tahap green shoe option ditambah private placement sebesar Rp 95,9 triliun.

Baca Juga: Tambah insentif perbankan, BI beri bunga 1,5% untuk penempatan GWM oleh bank


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×