Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mencapai Rp 548,9 triliun per Oktober 2021. Defisit tersebut setara dengan 3,29% produk domestik bruto (PDB).
“Defisit APBN pada Oktober 2021 tersebut turun jika dibandingkan dengan Oktober 2020 yang mencapai Rp 764,8 triliun atau 4,67% terhadap PDB,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (16/11).
Defisit anggaran terjadi karena belanja negara tercatat Rp 2.058,9 triliun, lebih tinggi daripada penerimaan negara yang sebesar Rp 1.510 triliun. Meski defisit anggaran menurun, Sri Mulyani berharap, defisit APBN tersebut bisa menciptakan efek ganda maupun counter cyclical terhadap pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Realisasi belanja negara hingga Oktober 2021 mencapai Rp 2.058,9 triliun
Dia menyebut, pelebaran defisit APBN di atas 3% pada 2020, merupakan pertama kalinya dalam sejarah dan sesuatu yang sifaynya counter cyclical. Sehingga akan terasa dampak dari sisi perekonomian yang bisa pulih kembali dan masyarakat bisa terlindungi dari Covid-19.
“Selain itu, belanja sosial juga kami berikan untuk bantalan bagi masyarakat yang mengalami hempasan luar biasa dari pandemic Cobid-19,” jelas Sri Mulyani.
Adapun, realisasi pembiayaan anggaran periode Januari hingga Oktober 2021 sudah mencapai Rp 608,3 triliun atau terkontraksi 34,3% jika dibandingkan periode yang sama tahun, Selain itu juga tercatat keseimbangan primer minus Rp 266,9 triliun.
Selanjutnya: Sri Mulyani: Realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2021 mencapai Rp 953,6 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News