kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit anggaran melebar, belanja modal berpotensi makin tak optimal


Sabtu, 10 Agustus 2019 / 07:20 WIB
Defisit anggaran melebar, belanja modal berpotensi makin tak optimal
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memproyeksi defisit APBN 2019 akan mencapai Rp 310,8 triliun atau 1,93% dari produk domestik bruto (PDB). 

Perkiraan tersebut lebih besar dari target defisit yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp 296 triliun atau 1,84% dari PDB. 

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat, pelebaran defisit fiskal sejatinya tak selalu berarti buruk. Dengan catatan, pemerintah menambah ruang defisit fiskal untuk mengoptimalkan kualitas belanja salah satunya melalui belanja modal. 

Baca Juga: CORE: Defisit APBN berpotensi melebar ke level 2%-2,1% dari PDB

“Pelebaran defisit anggaran untuk menambah belanja modal akan memberi dampak multiplier effect ke perekonomian, sehingga harapannya pertumbuhan bisa meningkat,” ujar Rendy, Kamis (8/8).

Core Indonesia sendiri memproyeksi, defisit APBN 2019 berpotensi mencapai 2% - 2,1%. 

Di sisi lain, Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati sanksi pelebaran defisit fiskal akan diiringi dengan peningkatan serapan belanja modal. Justru, Enny khawatir pemerintah bakal mengendalikan kenaikan defisit anggaran dengan cara mengerem belanja modal. 

Baca Juga: Pemerintah tambah utang sebesar US$ 2 miliar, setara Rp 28 triliun hingga Juli

“Karena biasanya membatasi belanja modal itu lebih mudah daripada mengurangi belanja pegawai dan belanja barang. Alhasil, kualitas belanja yang produktif bisa jadi menurun dan stimulus fiskal menjadi tidak maksimal,” ujar Enny, Kamis (8/8).

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, realisasi belanja pemerintah pusat sepanjang semester I-2019 mencapai Rp 630,57 triliun. 

Namun, belanja modal mengalami kontraksi pertumbuhan 14,9% atau hanya mencapai Rp 34,66 triliun. Setengah tahun berjalan, serapan belanja modal oleh pemerintah hanya mencapai 18,3% dari pagu APBN. 

Baca Juga: Inilah manajamen baru AJB Bumiputera 1912

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×