kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya beli masyarakat masih lemah, era inflasi rendah diprediksi berlanjut


Sabtu, 17 Oktober 2020 / 12:43 WIB
Daya beli masyarakat masih lemah, era inflasi rendah diprediksi berlanjut
ILUSTRASI. Pedagang menunggu calon pembeli bahan makanan di Pasar Jaya Grogol, Jakarta, Senin (24/08).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

Di masa normal, inflasi bulanan di kisaran 0,36%-0,37% bisa mungkin terjadi. Namun dalam situasi ekonomi masih tertekan sampai saat ini, angka inflasi bulanan sebesar itu sulit terjadi.

Ke depan, Josua memproyeksikan, Indonesia akan mencatatkan inflasi lagi pada tiga bulan terakhir tahun ini. Puncak puncak inflasi di tiga bulan terakhir ini berpeluang terjadi pada Desember 2020.

Faktor pendorongnya adalah potensi pemulihan aktivitas ekonomi, serta perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, daya beli masyarakat bisa mulai pulih pada kuartal IV-2020 terdorong oleh bantuan pemerintah. Namun inflasinya tidak tinggi, tambah dia.

Baca Juga: BI prediksi akan terjadi inflasi 0,04% pada bulan Oktober 2020

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, inflasi rendah sepanjang tahun ini mengindikasikan konsumen kelas menengah atas belum percaya terhadap perbaikan ekonomi dalam waktu dekat. Ini ditunjukkan dengan tingginya simpanan di atas Rp 1 miliar di perbankan, sebutnya.

Bhima pun mengingatkan, selama pandemi masih mengancam, tren menahan konsumsi tetap berlanjut hingga tahun depan. Prediksi Bhima berseberangan dengan proyeksi BI bahwa tren inflasi akan terjadi lagi di tahun 2021.

Selanjutnya: Terdorong sentimen global, IHSG berpotensi menguat pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×