Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Maret lalu yaitu sebesar US$ 540 juta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor mencapai US$ 14,03 miliar, lebih besar daripada nilai impor yang senilai US$ 13,49 miliar.
Secara kumulatif Januari-Maret 2019, ekspor dan impor tercatat masing-masing US$ 40,51 miliar dan US$ 40,7 miliar. Sepanjang kuartal pertama, neraca dagang masih mencetak defisit sebesar US$ 190 juta.
"Jangan cuma lihat akumulasinya, lihat tendensinya, trennya sudah membaik," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin (15/4).
Darmin menilai, tren neraca dagang yang mulai positif ini akan berdampak pada perbaikan defisit transaksi berjalan (CAD). Tentunya, jika diiringi realisasi kinerja neraca jasa dan arus modal portofolio yang juga positif.
Seperti yang diketahui, pemerintah menargetkan CAD tahun ini dapat menyempit ke level 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.
Sentimen negatif dari perang dagang tahun lalu, menurut Darmin, mendorong modal asing keluar secara besar-besaran dari Indonesia (capital outflow) karena besarnya ketidakpastian di negara berkembang.
"Tahun ini, bayangannya justru resesi akan terjadi di Amerika (AS), meski kita tidak tahu itu benar akan terjadi atau tidak. Tapi, yang terjadi karena ini adalah arus modal kembali masuk," lanjut Darmin.
Melihat perbaikan tren neraca dagang dan arus modal portofolio, Darmin meyakini arah defisit transaksi berjalan juga akan membaik. Meski begitu, ia enggan memproyeksi berapa posisi CAD pada kuartal pertama tahun ini. "Saya nggak berani bilang sekarang, tapi harapannya menurun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News