Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
Dari sisi impor, Moekti memperkirakan kinerja impor pada bulan Februari 2021 sebesar US$ 13,18 miliar atau tumbuh minus 1,10% mom. Meski menurun secara bulanan, kinerja impor tampak sudah meningkat 14,16% bila dibandingkan Februari 2020.
Penurunan impor tak lepas dari kinerja manufaktur Indonesia yang menurun pada bulan tersebut. Ini tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Februari 2021 yang turun dari 52,20 menjadi 50,90.
Ke depan, Moekti yakin neraca perdagangan masih tetap mencetak surplus dalam beberapa bulan ke depan didorong oleh beberapa faktor, yaitu potensi peningkatan ekspor dan potensi penurunan impor.
Baca Juga: Menguat 1,07% di pekan ini, begini proyeksi IHSG pada pekan depan
Pertama, berlanjutnya proses pemulihan ekonomi negara-negara mitra dagang, terutama dari sektor manufaktur. Kedua, ada potensi peningkatan harga dari komoditas andalan Indonesia, seperti batubara dan CPO. Kedua faktor ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia.
Ketiga, permintaan baru dan kinerja manufaktur yang stagnan akibat perpanjangan pembatasan aktivitas. Ini bisa mengurangi kinerja impor Indonesia.
Hingga akhir tahun, lembaga tersebut memperkirakan neraca perdagangan akan mencetak surplus US$ 14,86 miliar. Ini dipengaruhi kinerja ekspor yang sebesar US$ 162,23 miliar dan kinerja impor yang sebesar US$ 147,37 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News