kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Danareksa Research prediksi neraca dagang Februari 2021 surplus US$ 2,22 miliar


Minggu, 14 Maret 2021 / 21:00 WIB
Danareksa Research prediksi neraca dagang Februari 2021 surplus US$ 2,22 miliar
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan neraca perdagangan Februari 2021 masih akan mencetak surplus, bahkan meningkat dari surplus bulan Januari 2021.

Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen memprediksi, neraca perdagangan Februari 2021 bisa mencapai US$ 2,22 miliar atau lebih tinggi dari surplus US$ 1,96 miliar pada bulan sebelumnya.

“Surplus ini didorong oleh surplus neraca perdagangan dengan negara mitra dagang terbesar sebesar US$ 1,30 miliar, meningkat dari US$ 0,58 miliar pada bulan sebelumnya. Peningkatan surplus juga menunjukkan penurunan impor dari China,” ujar Moekti dalam keterangannya.

Baca Juga: IHSG diproyeksikan menguat pada Senin (15/3), ini pendorongnya

Terperinci, Moekti memperkirakan kinerja ekspor pada bulan Februari 2021 sebesar US$ 15,41 miliar atau naik 0,74% mom dan bila secara tahunan tercatat tumbuh 9,57% yoy.

Peningkatan ekspor didukung oleh kinerja manufaktur negara mitra dagang terbesar Indonesia yang berada di zona ekspansif, dengan peningkatan tertinggi terlihat di Korea Selatan, Singapura, dan Jepang yang mencakup 52,71% dari total ekspor.

Tak hanya itu, kinerja manufaktur global juga meningkat, yang terlihat dari PMI Manufaktur global yang naik ke 53,90 dari 53,60 didorong oleh peningkatan permintaan baru dari konsumen, juga investasi.

Meski, memang masih ada tantangan bagi pergerakan manufaktur global akibat gangguan rantai pasokan, keterlambatan pengiriman, dan peningkatan harga seiring mobilitas yang masih belum pulih ke pra pandemi.

Dari sisi impor, Moekti memperkirakan kinerja impor pada bulan Februari 2021 sebesar US$ 13,18 miliar atau tumbuh minus 1,10% mom. Meski menurun secara bulanan, kinerja impor tampak sudah meningkat 14,16% bila dibandingkan Februari 2020.

Penurunan impor tak lepas dari kinerja manufaktur Indonesia yang menurun pada bulan tersebut. Ini tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Februari 2021 yang turun dari 52,20 menjadi 50,90.

Ke depan, Moekti yakin neraca perdagangan masih tetap mencetak surplus dalam beberapa bulan ke depan didorong oleh beberapa faktor, yaitu potensi peningkatan ekspor dan potensi penurunan impor.

Baca Juga: Menguat 1,07% di pekan ini, begini proyeksi IHSG pada pekan depan

Pertama, berlanjutnya proses pemulihan ekonomi negara-negara mitra dagang, terutama dari sektor manufaktur. Kedua, ada potensi peningkatan harga dari komoditas andalan Indonesia, seperti batubara dan CPO. Kedua faktor ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia.

Ketiga, permintaan baru dan kinerja manufaktur yang stagnan akibat perpanjangan pembatasan aktivitas. Ini bisa mengurangi kinerja impor Indonesia.

Hingga akhir tahun, lembaga tersebut memperkirakan neraca perdagangan akan mencetak surplus US$ 14,86 miliar. Ini dipengaruhi kinerja ekspor yang sebesar US$ 162,23 miliar dan kinerja impor yang sebesar US$ 147,37 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×