Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) mencatat optimisme konsumen menurun pada Maret 2020. Menurut hasil riset DRI, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan lalu sebesar 101,0 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 102,5.
“Penurunan ini disebabkan oleh penurunan dua komponennya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK),” tulis DRI dalam hasil laporan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Baca Juga: Jika corona berlanjut hingga Lebaran, kinerja emiten ritel semakin tertekan
Terperinci, IKE saat ini tercatat sebesar 86,4 atau merosot 1,3% mom. Sementara IEK tercatat sebesar 111,9 alias menurun 1,7% mom. Selain itu, penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi domestik juga menurun. Menurutnya, ini disebabkan oleh konsumen yang mulai waspada terhadap kondisi ekonomi akibat wabah Covid-19 yang merebak di Indonesia.
Hal ini terlihat dari hasil survei bahwa proporsi konsumen yang kain bahwa kondisi ekonomi saat ini dalam kondisi baik menurun dari 21,8% menjadi 20,0%. Sementara sebanyak 50,6% konsumen melihat bahwa kondisi ekonomi saat ini masih stabil.
Konsumen juga membeberkan hal-hal yang membuat mereka khawatir akan kondisi ekonomi domestik. Sebanyak 69,08% konsumen khawatir akan peningkatan harga makanan, alias jumlahnya meningkat dari 68,10%. Sementara sebanyak 39,97% konsumen merasa khawatir akan ketersediaan lapangan kerja, dan jumlah ini juga meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 38,28%.
Ini juga berdasar dengan peningkatan harga-harga di bulan Februari yang mana inflasi tercatat 0,28% mom. Di waktu yang sama, sebanyak 7,02% konsumen juga merasa khawatir terhadap kemungkinan adanya bencana alam di bulan lalu.
Baca Juga: Sucor AM andalkan reksadana terproteksi dengan underlying asset di obligasi korporasi
Sementara sebanyak 6,84% konsumen di daerah pedesaan mengkhawatirkan masalah gagal panen. Jumlah ini meningkat dari 4,52% di bulan sebelumnya. Serta sebanyak 0,41% masyarakat khawatir akan wabah yang mampu menggerogoti ekonomi domestik.
Lebih lanjut, optimisme konsumen juga terlihat melemah pada konsumen di area perkotaan. IKK pada konsumen perkotaan sebesar 101,1 atau lebih rendah 2,7% mom. Sebaliknya, optimisme konsumen meningkat pada konsumen di daerah pedesaan, dengan IKK sebesar 100,7 alias meningkat 1,5% secara bulanan.
Optimisme konsumen juga terlihat melemah pada konsumen pada kelompok pendapatan menengah (antara Rp 1,5 juta - Rp 3,0 juta per bulan). IKK pada kelompok ini tercatat sebesar 96,1 atau turun 1,2% secara bulanan. Demikian juga dengan kelompok pendapatan tinggi (di atas Rp 3,0 juta per bulan), IKK tercatat menurun 1,2% mom menjadi 108,0.
Sebaliknya, IKK pada konsumen dengan penghasilan rendah (di bawah Rp 1,5 juta) tercatat tumbuh 5,8% mom menjadi 92,2.
Baca Juga: Danareksa Investment Management: Daya tarik reksadana terproteksi saat ini lebih kuat
Ke depan, konsumen masih terlihat lebih optimis terhadap perkembangan ekonomi dan kondisi bisnis 6 bulan ke depan. Sebanyak 21,8% konsumen masih yakin pendapatan keluarga akan meningkat. Serta sebanyak 80,1% konsumen masih yakin bahwa masih tersedia lapangan pekerjaan yang stabil.
Akan tetapi, konsumen memprediksi akan ada tekanan inflasi yang lebih besar pada 6 bulan ke depan. Hal ini terlihat dari indeks yang sebesar 183,9 atau meningkat 3,4% mom.
Pada saat yang sama, konsumen juga percaya bahwa suku bunga akan kembali menurun. Indeksnya meningkat 0,7% mom menjadi 122,1. Terakhir, optimisme konsumen di kota besar menurun akan prospek rupiah. Hal ini terlihat dari indeks yang menurun 4,7% mom menjadi 67,4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News