Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
Sementara sebanyak 6,84% konsumen di daerah pedesaan mengkhawatirkan masalah gagal panen. Jumlah ini meningkat dari 4,52% di bulan sebelumnya. Serta sebanyak 0,41% masyarakat khawatir akan wabah yang mampu menggerogoti ekonomi domestik.
Lebih lanjut, optimisme konsumen juga terlihat melemah pada konsumen di area perkotaan. IKK pada konsumen perkotaan sebesar 101,1 atau lebih rendah 2,7% mom. Sebaliknya, optimisme konsumen meningkat pada konsumen di daerah pedesaan, dengan IKK sebesar 100,7 alias meningkat 1,5% secara bulanan.
Optimisme konsumen juga terlihat melemah pada konsumen pada kelompok pendapatan menengah (antara Rp 1,5 juta - Rp 3,0 juta per bulan). IKK pada kelompok ini tercatat sebesar 96,1 atau turun 1,2% secara bulanan. Demikian juga dengan kelompok pendapatan tinggi (di atas Rp 3,0 juta per bulan), IKK tercatat menurun 1,2% mom menjadi 108,0.
Sebaliknya, IKK pada konsumen dengan penghasilan rendah (di bawah Rp 1,5 juta) tercatat tumbuh 5,8% mom menjadi 92,2.
Baca Juga: Danareksa Investment Management: Daya tarik reksadana terproteksi saat ini lebih kuat
Ke depan, konsumen masih terlihat lebih optimis terhadap perkembangan ekonomi dan kondisi bisnis 6 bulan ke depan. Sebanyak 21,8% konsumen masih yakin pendapatan keluarga akan meningkat. Serta sebanyak 80,1% konsumen masih yakin bahwa masih tersedia lapangan pekerjaan yang stabil.
Akan tetapi, konsumen memprediksi akan ada tekanan inflasi yang lebih besar pada 6 bulan ke depan. Hal ini terlihat dari indeks yang sebesar 183,9 atau meningkat 3,4% mom.
Pada saat yang sama, konsumen juga percaya bahwa suku bunga akan kembali menurun. Indeksnya meningkat 0,7% mom menjadi 122,1. Terakhir, optimisme konsumen di kota besar menurun akan prospek rupiah. Hal ini terlihat dari indeks yang menurun 4,7% mom menjadi 67,4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News