Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah memperkirakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2011 mencapai Rp 96,8 triliun. Dana ini berasal dari SAL 2010 sebesar Rp 49,7 triliun ditambah Sisa Lebih Pembiayaan (Silpa) 2010 sebesar Rp 47,1 triliun.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Askolani menjelaskan, adanya Silpa 2010 ini karena realisasi pembiayaan anggaran 35,3% lebih rendah dari target APBNP 2010 yang mencapai Rp 133,7 triliun. Ini karena pemerintah memangkas target penerbitan surat berharga negara (SBN) 2010 sebesar Rp 15,5 triliun.
Selain itu, pemerintah menunda pemakaian SAL sebesar Rp 22 triliun. Menurut Askolani, pemerintah hanya memakai Rp 17 triliun dari rencana penggunaan Rp 39 triliun.
Askolani menjelaskan, pemerintah mengurangi penerbitan SBN karena realisasi belanja negara lebih rendah sementara penerimaan negara berlebih. Kementerian Keuangan realisasi penerimaan negara dan hibah 2010 sebesar Rp 1.014 triliun atau 2,2% lebih tinggi dari target APBNP 2010. Sementara realisasi belanja negara sebesar Rp 1.053 triliun atau 93,5% dari pagu Rp1.126 triliun.
Dana SAL 2011 ini rencananya akan dialokasi untuk hal lainnya. Askolani mengungkapkan, saat ini alokasi penggunaan dana SAL baru sebesar 20,2% atau baru sebesar Rp 19,6 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 5 triliun akan digunakan sebagai dana awal pelaksanaan APBN sesuai amanat UU APBN 2011, Rp 4,6 triliun untuk melunasi dana kurang bayar subsidi listrik tahun 2009, serta dana risiko kenaikan subsidi listrik 2011 maksimal Rp 10 triliun.
Askolani mengatakan, anggaran beban subsidi listrik tahun ini kemungkinan akan naik akibat kelebihan penggunaan BBM oleh PLN. Ini karena, penggunaan pasokan gas dan batu bara. "Tapi ini semua belum final akan digunakan. Nanti kalau sudah dilaporkan di APBN-P 2011," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News